Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Nandar Sunandar, membantah kabar pihaknya akan membeli dua pohon Baobab asal Afrika senilai Rp 1,5 miliar. Dia berujar rencana penanaman pohon jenis Baobab yang masing-masing Rp 750 juta itu hanyalah miskomunikasi. Nandar menegaskan pihaknya belum berencana melakukan pengadaan pohon raksasa tersebut.
“Ini mungkin miskomunikasi. Jadi kami belum ada merencanakan pembelian. Kemarin itu kami ditanya oleh anggota DPRD, bahwa katanya ada pohon yang mahal sampai ratusan juta. Kemudian staf saya menyatakan, iya ada, sampai Rp 750 juta ada. Memang benar ada, ini tanaman eksotis jenis Baobab dari Afrika,” kata Nandar saat dihubungi detikcom, Kamis (29/1/2015).(Baca:Dinas Pertamanan Mau Beli Pohon Rp 750 juta, Ahok: Kalau Tidak Mark Up Boleh)
Pohon tersebut sudah pernah ditanam di Taman Waduk Ria Rio, Jakarta Timur. Ada lima pohon raksasa yang ditanam di sana dengan menggunakan dana CSR dari PT Jakarta Propertindo. Nandar mengaku tak tahu informasi rinci tentang asal dan biaya yang digelontorkan saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kita enggak (ada anggarannya), itu DPRD kemarin hanya bertanya ada pohon yang mahal itu. Ya kan sebenarnya bisa saja, kalau memang ini menjadi suatu keindahan karena pohonnya memang eksotis. Tapi itu yang jadi pertimbangan kita (bagaimana merawatnya), apakah tidak ada yang lebih bagus?” ucap Nandar.
Dia mengaku saat ini sedang memikirkan mencari pohon selain Baobab yang tak hanya unggul dari segi keindahan. “Belum ada kepastian (membeli pohon Baobab). Yang akan dicari, yang murah dan lebih bagus. Kita lagi mikir, pohon apa yang bisa mendatangkan keindahan, tapi secara lingkungan hidup juga baik, jadi ada fungsi lingkungannya. Kalau ada yang lebih bagus kenapa tidak,” pungkasnya.
Pohon mahal jenis Baobab (Adansonia digitata) memang berasal dari daratan Afrika. Batang pohon ini biasanya menjulang tinggi dengan diameter sangat besar sehingga disebut dengan pohon raksasa. Daunnya biasanya tak banyak.
Selain di Waduk Ria Rio, tanaman eksotis tersebut juga sudah ada di Kampus UI Depok. Saat itu kampus UI kerjasama dengan satu perusahaan untuk memindahkan pohon yang disebut Ki Tamblek itu dari daerah Subang, Jawa Barat.
(ros/nrl)