Jakarta - Beberapa kasus baru SARS kembali muncul di negeri Cina. Saat ini kemunculan kembali penyakit mematikan itu memang belum menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan publik. Namun penyakit sindrom pernapasan akut dan parah itu mungkin saja telah menyebar luas melalui jaringan kereta api di negeri Tirai Bambu itu. Demikian diingatkan badan kesehatan PBB, Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO, hari Senin ini.Sejauh ini, baru dua kasus SARS yang telah dipastikan dan enam tersangka kasus di Cina. Namun WHO khawatir situasi ini akan berubah menjadi sebuah epidemi. Pasalnya, seorang periset medis telah melakukan perjalanan panjang dengan kereta api setelah dirinya terjangkit penyakit ini. Ia merupakan satu di antara dua pasien yang telah dipastikan mengidap SARS."Karena panjangnya rute perjalanan kereta, maka tidak mudah untuk melacak semua kontak yang mungkin terjadi," ujar Direktur Regional Pasifik Barat WHO, Shigeru Omi pada konferensi pers di Manila, Filipina.Namun diimbuhkan pejabat WHO itu, seperti dilansir kantor ebrita
AFP, Senin (26/4/2004). "Kami belum melihat ini sebagai ancaman serius kesehatan publik."Otoritas Cina menyatakan bahwa seorang periset di pusat medis Beijing terkena penyakit SARS di laboratorium tempat ia bekerja meneliti virus SARS. Perempuan itu kemudian menulari seorang perawat yang menanganinya di rumah sakit Beijing.Ibu perempuan tersebut bahkan telah meninggal, diduga akibat serangan virus SARS yang ia dapat dari putrinya. Ibu tersebut hampir setiap hari menemani putrinya yang sakit.WHO kini mengirimkan satu tim ke Cina untuk menyelidiki bagaimana infeksi SARS (Syndrome Acute Respiratory Severe) ini bisa terjadi di laboratorium riset.
(ita/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini