Pertemuan itu digelar tertutup di salah satu ruangan di kantor MUI Garut yang terletak di Jalan Otista, Tarogong Kidul, Selasa (7/11/2017) siang. Selain pihak panitia dan PCNU Garut, sejumlah perwakilan dari TNI dan polisi terlihat di pertemuan tersebut. Beberapa perwakilan pemerintah daerah juga hadir.
Ketua MUI Garut KH Sirojul Munir menceritakan permasalahan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Munir menjelaskan penolakan yang dilakukan pihak NU tersebut bukan penolakan terhadap tablig akbar yang rencananya digelar di Masjid Agung Garut, melainkan terhadap tokoh yang mengisi acara tersebut.
Munir mengatakan jika Bachtiar Nasir mengisi acara tablig akbar tersebut, pihak NU khawatir akan ada reaksi dari jemaah NU di Garut.
"Kami telah menyampaikan saran dan pendapat kami (ke NU), bagaimana kalau Bachtiar Nasir ada kesanggupan untuk tidak menyampaikan materi yang menghujat orang lain. Tetapi mereka kemarin tetap menolak. Itu sementara," ungkapnya.
Meskipun mendapat penolakan dari pihak NU, Munir menjelaskan panitia tablig akbar akan tetap menggelar acara sesuai agenda.
"Artinya panitia tetap sesuai dengan agenda. Tempat, waktu termasuk penceramah. Kekeuh istilahnya," kata Munir.
Kendati begitu, MUI beserta kedua pihak yang berlawanan pendapat hingga kini masih melakukan komunikasi terkait masalah ini.
"Kedua pihak menginginkan Garut tetap kondusif," ucap Munir.
Sementara itu berdasarkan pantauan detikcom di kantor MUI Garut, pertemuan tersebut dihentikan sementara dan akan kembali dilanjut sore ini di kantor PCNU Garut, Jalan Suherman, Tarogong Kaler.
detikcom sudah menghubungi Bachtiar Nasir sejak pagi tadi. Namun telepon dan pesan singkat yang dilayangkan, belum berbalas. (fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini