Menurut Djarot, sekelompok orang yang menghadang dirinya di beberapa lokasi kampanye hanyalah 'pion' atau 'bidak' yang digerakkan oleh aktor intelektual tersebut. Setelah melakukan komunikasi dengan pelaku penghadangan, Djarot mengatakan mayoritas dari mereka tidak mengetahui esensi yang mereka lakukan saat menolak kedatangan kampanye.
"Untuk masalah penghadangan, saya minta ke pihak kepolisian, Panwas tolong dicari betul aktor intelektualnya siapa. Ini cuma bidak-bidak saja (yang di lapangan). Yang saya temui bidak saja karena mereka enggak tahu apa tujuannya," kata Djarot di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan wali kota Blitar itu menilai dengan adanya penghadangan, justru memperlihatkan adanya ketakutan pihak tertentu pada pasangan Ahok-Djarot di Pilgub DKI 2017. "Berarti ada yang takut. Ada yang khawatir. Ya senang dong kita. Makanya yang sabar dan semangat (untuk pendukung)," ungkap Djarot.
Djarot juga berharap masalah penghadangan dapat segera diselesaikan agar tidak mencederai nilai demokrasi dalam penyelenggaraan Pilgub. Ia mengajak masyarakat untuk melihat Pilgub sebagai pesta adu gagasan bukan mengadu isu sensitif seperti SARA.
"Pendukung kami tidak menghadang siapapun juga. Enggak pernah mencederai siapapun juga. Kita ingin demokrasi Jakarta fair. Katanya adu gagasan, kenapa Basuki Djarot dihadang-hadang?" jelas Djarot.
(nkn/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini