Total ada 52 maktab yang menyediakan tenda untuk jemaah Indonesia. Masing-masing maktab menampung sedikitnya 3.000 orang. Para jemaah itu terbagi di beberapa area tenda dengan kapasitas per kelompok yang bervariasi. Namun biasanya, satu kuncup tenda diisi oleh 10 orang.
|
Keberadaan tenda-tenda itu sangat vital karena para jemaah berada di dalamnya selama kurang lebih dua hari satu malam. Sejak Sabtu (10/9) pagi, sebagian jemaah ada yang sudah diberangkatkan ke Arafah dan mereka harus berteduh untuk bertahan di tengah suhu 45 derajat celcius lebih saat siang hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penanggung jawab Satgas Arafah Nurul Badruttamam menerangkan, untuk menjaga tenda-tenda itu sesuai dengan standar yang digariskan panitia bukan hal mudah. Pihaknya harus selalu memantau dan mengerahkan sejumlah petugas agar pihak maktab melakukan perbaikan.
"Kita sudah kroscek dari awal sampai akhir ada sekitar lima sampai enam maktab yang bermasalah sedikit," kata Nurul saat diwawancarai wartawan di kantor Misi Haji Arafah, Minggu (11/9/2016).
![]() |
Baca: Melempar Simbol Penindasan, Keserakahan dan Kemunafikan
Beberapa masalah yang muncul adalah lampu mati di tenda, padahal jemaah butuh penerangan untuk membaca Al Quran. Selain itu, water fan yang sedianya untuk mendinginkan tenda, sebagian ada yang tak berfungsi.
"Itu (water fan) juga setiap maktab ada 101 waterfan. Sekitar 9 sampai 10 yang rusak atau tidak bisa dinyalakan," terangnya.
![]() |
Untungnya, masalah itu semalam sudah bisa diselesaikan. Nurul sudah membagi tim di setiap maktab untuk memantau setiap keluhan jemaah dan meneruskannya ke pengelola dari Arab Saudi.
"Waterfan kendalanya di listriknya yang naik turun. Begitu juga di tenda misi haji dua kali. Nggak tahu apakah tegangan listriknya kurang atau tidak. Tapi, Alhamdulillah dengan segera daan sigap petugas kita bisa mengatasinya," ucapnya.
Baca: Info Penting Untuk Keluarga Jemaah Terkait Safari Wukuf dan Badal Haji
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini