Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajir Yanis menerangkan, pemerintah akan melakukan badal haji dan safari wukuf bagi jemaah yang wafat dan sakit. Saat ini, proses pendataan dan perekrutan masih berjalan.
"Sampai hari ini data yang masuk ke kami sudah 89 yang kemungkinan akan kita safari wukufkan. Selain itu, kita masih menunggu data dari 3 sektor lainnya. Kemungkinan masih akan bertambah," kata Muhajir saat diwawancarai, Jumat (9/9/2016) pukul 11.00 Waktu Saudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah peserta safari wukuf saat ini masih fluktuatif karena kondisi pasien yang berubah-ubah. Bisa jadi dalam sehari ke depan ada yang sembuh, atau juga malah bertambah parah. Karena itu, pemutakhiran data sampai saat ini terus berjalan.
"Penetapan jemaah yang akan safari wukuf, terakhir nanti ditentukan rekomendasi dari Kapus Kesehatan haji tentu melalui pemeriksaan di mana yang bersangkutan ini betul-betul ditetapkan sebagai jemaah safari wukuf," urainya.
Pendampingan ibadah juga dilakukan sejak di klinik. Tujuannya agar para jemaah tetap bisa melaksanakan salat lima waktu, berwudhu dan bertayamum. Selain itu juga ada bimbingan dzikir dan mengaji.
Ada petugas yang nanti akan mendampingi para jemaah selama wukuf. Para petugas itu tidak akan berhaji dan fokus melayani jemaah. "Data antara 40β50 persen sudah berhaji. Ini menjadi harapan Pak Dirjen agar yang sudah berhaji fokus untuk melaksankaan tugas. Termasuk kami sendiri, tetap menjadi petugas dan tidak berhaji," tegasnya.
![]() |
Badal Haji
Terkait badal haji, ada dua kategori jemaah yang akan dibadalkan. Pertama, mereka yang wafat sejak di embarkasi sampai di Arab Saudi menjelang wukuf. Kedua, jemaah yang mengalami ketergantungan terhadap alat bantu, dan mereka yang mengalami gangguan ingatan atau kejiwaan.
"Seperti di ICCU dan mereka yang secara fisik sehat tapi secara kejiwaan mereka hilang ingatan. Mereka ini yang nanti akan dibadalhajikan," kata Muhajir.
Sejauh ini, baru ada 75 orang yang terdaftar untuk badal haji. Namun angka ini jelas akan bertambah. Laporan jemaah terakhir yang wafat ada 82 orang berdasarkan laporan Siskohatkes. Ini akan terus diupdate setiap saat.
Setelah pendataan selesai, maka proses selanjutnya adalah perekrutan. Panitia akan mencari orang-orang yang sudah berhaji dan memahami manasik haji untuk menjadi badal haji. Mereka biasanya adalah para WNI yang tinggal di Saudi atau mukimin atau mahasiswa.
Para pembadal haji itu akan diseleksi, diwawancara sampai dites kemampuan manasiknya. Setelah itu, mereka akan diberi pengarahan oleh anggota Amirul Haj.
"selama ini kita selalu cukup karena seperti tahun lalu ada 225 yang harus dibadalkan dan tenaga kita Alhamdulilah cukup. Kalau harus menambah tenaga, saya kira punya banyak petugas yang sudah haji, nanti kita akan back up," urainya.
Para pembadal haji itu akan diberi honor sekitar 1.500 riyal oleh pemerintah. Setelah itu, mereka akan didata dan difoto serta panitia akan membuat sertifikat sebagai bukti kepada keluarga bahwa badal haji telah dilakukan.
"Ini sebagai salah satu bentuk tanggung jawab kita dan bukti bahwa kita telah membadalkan sehingga keluarga tidak perlu ragu. Sebagai bukti kita akan serahkan sertifikat itu," tegasnya.
![]() |