"Kebanyakan memang karena desakan ekonomi. Kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari menjadi dorongan pelaku kejahatan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (12/12/2014).
Pelaku kejahatan jalanan ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Tetapi kebanyakan, dilakukan oleh masyarakat di tingkat ekonomi bawah. Pengangguran, menjadi salah satu golongan pelaku yang kerap melakukan aksi penjambretan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk lokasi yang rawan kejahatan jalanan, ini biasanya terjadi di pusat perbelanjaan, tempat keramaian hingga jalanan umum.
"Orang naik motor juga bisa menjadi sasaran," tuturnya.
Rikwanto mengungkapkan, kejahatan jalanan seperti perampasan atau jambret dan penodongan banyak menyasar kaum hawa. Perempuan rentan menjadi sasaran karena dianggap tidak akan melawan. Tidak hanya itu, menurut pendapat Rikwanto, kaum wanita memiliki ciri khas tersendiri dalam membawa tasnya.
"Kebanyakan wanita (jadi sasaran-red) karena memang wanita cara bawa tasnya itu unik, spesifik ditaruh di bahu, lengan, ditaruh di motor sehingga si pelaku dengan mudahnya merampas tas," ungkap Rikwanto.
Namun tak semua perempuan diam saja saa jadi korban kejahatan. Di Tasikmalaya, Jabar, ada seorang mahasiswi bernama Citra yang mengejar jambret hingga menabrakkan motornya. Si pelaku pun babak belur dihajar massa.
(mei/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini