Sikap tegas tersebut disampaikan Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Kediri, Kusyanto yang menganggap RAPBD 2008 tak sesuai dengan visi misi pembangunan daerah Kabupaten Kediri.
Menurutnya, porsi pembagian anggaran dalam RAPBD tersebut tak seimbang dan cenderung mengedepankan pembangunan fisik pariwisata dan mengenyampingkan aspek pendidikan, kesehatan masyarakat dan pertanian.
"Kami akan tolak RAPBD tersebut. Semua yang dicantumkan didalamnya sangat melenceng dari visi misi pembangunan daerah yang dulu disampaikan bupati saat mencalonkan diri," kata Kusyanto saat ditemui wartawan di gedung dewan, Rabu (23/1/2008).
Dijelaskannnya, dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tercantum besaran anggaran yang menunjukkan ambisi bupati untuk secepatnya menyelesaikan beberapa proyek pariwisata. Akibatnya, beberapa aspek lain di masyarakat seperti pendidikan, kesehatan dan pertanian terabaikan.
Dalam KUA-PPAS yang merupakan draft RAPBD 2008 disebutkan, anggaran yang akan digelontorkan oleh pemkab untuk menyelesaikan proyek SLG mencapai Rp 35 miliar. Dana sebesar itu penggunaanya akan difokuskan untuk menuntaskan pembanguna Central Bussines Distris (CBD) di SLG.
Anggaran ini masuk program Pembangunan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh draft RAPBD 2008. Yang ironis, hingga kini evektifitas SLG yang menurut angan-angan pemkab akan disulap menjadi kota baru masih terus dipertanyakan banyak pihak.
Selain menyatakan dewan akan menolak pengajuan RAPBD oleh pemkab, Kustyanto juga membeberkan jika perhatian pemkab terhadap aspek lain pariwisata sangat minim. Hal ini ditunjukkan dengan kecilnya alokasi dana untuk sektor pertanian yang dalam RAPBD 2008 hanya dianggarkan Rp 3,5 miliar.
"Semua orang ngerti, Kabupaten Kediri selama ini mayoritas rakyatnya petani, bukan pebisnis," lanjut Kusyanto dengan nada tinggi.
Secara terpisah Kabah Humas Pemkab Kediri, Sigit Raharjo yang dikonfirmasi menolak apabila disebut penganggaran alokasi dana besar tersebut dikatakan sia-sia.
"Sekarang memang belum dketahui manfaatnya karena proses pembangunannya belum selesai. Saya yakin pasti nanti bermanfaat apabila pembangunannya selesai," kilah Sigit.
Proyek prestisius Monumen SLG pada tahun anggaran 2007 kemarin telah menghabiskan dana sebesar Rp 89 miliar. Rinciannya, Rp 69,8 miliar dari APBD dan Rp 19,9 miliar berasal dari PAK. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini