Ratusan Warga Tulungagung Lumpuh Diserang Chikungunya
Minggu, 18 Nov 2007 15:56 WIB
Tulungagung - Ratusan warga di lima dusun, Desa Wates Kec Campurdarat Kabupaten Tulungagung mengalami kelumpuhan mendadak. Penyebab kelumpuhan ini akibat warga diserang nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus chikungunya.Awalnya gejala ini muncul disertai suhu badan tinggi (panas), ngilu dan rasa pegal pada seluruh persendian tangan dan kaki. Keadaan ini berlangsung sekitar satu bulan dan hingga kini korban baru masih terus berjatuhan.Rebo (40) salah seorang korban warga Dusun Wates mengatakan, setelah bangun tidur tiba-tiba dirinya tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. seluruh badanya mulai kepala hingga ujung kaki seolah mati rasa. "Keadaan ini berlangsung sampai tiga hari, mas. Ya terpaksa dirumah saja tidak bisa apa-apa. Wong untuk bergerak saja sulit. Rasanya sendi ngilu semua dan badan terasa panas," ungkap Rebo kepada detiksurabaya.com, Minggu (18/11/2007).Setelah minum obat sejenis jamu asam urat, rasa sakit tersebut sedikit hilang. Namun khasiat jamu tersebut tidak bertahan lama, sehingga dia harus berobat Ke Puskesmas. "setelah reaksi jamu hilang, rasa ngilu kembali terasa, saya lebih enakan setelah disuntik sama pak mantri. Kata Pak mantri, saya digigit nyamuk chikungunya," ujarnya. Penyakit yang sama juga menyerang warga di beberapa dusun lainnya. Di Desa Wates yang berpenduduk sekitar 6 ribu jiwa ini terdiri dari lima dusun. Yakni Dusun Gulut, Bangus, Wates, Cangkring dan Karang. Yulianto warga Dusun Gulut juga merasakan hal yang sama seperti Rebo, bahkan di harus terbaring selama seminggu di atas tempat tidur. Badannya lumpuh total akibat terserang chikungunya, "Bukan saya saja yang terserang penyakit seperti ini, hampir setiap dusun ada warga yang terserang. Kalau ditotal bisa mencapai ratusan jiwa," jelasnya.Kepala Desa Wates Sutarji ketika dikonfirmasi membenarkan banyak warganya menderita sakit ngilu persendian hingga terjadi kelumpuhan sementara. Para penderita ini tidak secara serempak. Namun berlangsung secara sporadis. "Tidak langsung satu dusun sakit semua. Namun satu persatu tak ada hentinya. Kalau ditotal seluruhnya ya bisa mencapai ratusan," terangnya. Menurut informasi yang diterima dari petugas kesehatan setempat, penyakit yang menyerang warga disebabkan dari nyamuk (chikungunya). Namun Sutarji sendiri mengaku bingung media apa yang dipakai nyamuk ini tumbuh berkembang. Sementara di Desa Wates tidak ada genangan air apapun. Ia juga mengatakan sejauh ini pihaknya belum melaporkan kejadian ini ke dinas kesehatan Kabupaten Tulungagung."Saya sendiri juga bingung. Penularan nyamuk ini lewat mana. Wong semuanya di sini kering kerontang. Sampai saat ini saya memang belum koordinasi dengan dinas kesehatan pemkab. Rencananya dalam waktu dekat ini," pungkasnya.Sementara itu Kabag Infokom Pemkab Tulungagung ketika dikonfirmasi mengatakan masih akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Karena pihaknya belum mengetahui secara pasti tentang kejadian ini. "Kita akan koordinasi dengan Dinas kesehatan sebagai leading sektor masalah ini," ujarnya.
(bdh/bdh)