Pelaksana Tugas (Plt) DLH Kabupaten Mojokerto Didik Chusnul Yakin mengatakan pengambilan sampel air sungai dan zat merah darah dilakukan pada Jumat (7/1) siang. Menurutnya, sampel diambil dari tiga titik di Sungai Ledeng Dusun Kuripan, Desa Jumeneng, Kecamatan Mojoanyar.
Sampel pertama berupa air dan gel diambil pada titik permukaan Sungai Ledeng yang berwarna merah darah. Sampel air kedua diambil 50 meter sebelum merah darah, sedangkan Sampel air ketiga diambil 50 meter setelah titik merah darah.
"Sekarang sampel-sampel itu dalam proses penelitian di laboratorium," kata Didik kepada detikcom, Sabtu (8/1/2022).
Camat Mojoanyar Amshar Ashari Siregar menjelaskan tim dari DLH Kabupaten Mojokerto mengambil sampel di Sungai Ledeng pada Jumat (7/1) sekitar pukul 13.00 WIB. Menurutnya, salah satu sampel diambil sekitar 50 meter dari pintu air Dusun Kuripan.
Karena di titik tersebut, permukaan Sungai Ledeng kembali berwarna merah darah setelah dibersihkan warga setempat pada Kamis (6/1). Di titik ini terdapat pagar bambu dan jaring yang dipasang warga di dalam sungai untuk mencegah ikan peliharaan mereka kabur.
"Kalau pagar bambu itu dibuka, tidak muncul. Kamis sudah kami bersihkan, Jumat muncul merah sekitar 50 meter dari pintu air, merahnya sama," terangnya.
Amshar berharap, penelitian yang dilakukan DLH Kabupaten Mojokerto bisa membuat terang penyebab permukaan Sungai Ledeng berwarna merah darah. Menurutnya, hasil penelitian DLH baru keluar dalam 15 hari kerja.
"Kalau itu limbah harus kami telusuri dari mana dan apakah berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan. Kalau itu lumut, kami imbau masyarakat rutin membersihkan karena tidak baik sungai menjadi merah begitu," tandasnya.
Fenomena sungai merah darah ini bisa dijumpai di sepanjang aliran Sungai Ledeng, tepatnya di Desa Wunut dan Jumeneng. Menurut warga setempat, fenomena ini baru pertama kali terjadi. Zat merah darah menutupi permukaan sungai sejak Senin (3/1).
Namun, tidak seluruhnya permukaan Sungai Ledeng di dua desa itu berwarna merah darah. Hanya beberapa titik saja yang menjadi merah darah karena aliran airnya tertutup sesuatu. Antara lain di titik pintu air, di sebelah permukaan sungai yang tertutup kangkung, serta di aliran Sungai Ledeng yang dipasang jaring oleh warga untuk budidaya ikan.
Zat berwarna merah darah yang menutupi permukaan Sungai Ledeng itu berbentuk gel, berminyak, tapi tidak berbau. Sehingga tidak mengganggu kenyamanan warga sekitar. Bahkan, Ikan-ikan di sungai tersebut tidak ada yang mati.
Sebelumnya, tim dari DLH Kabupaten Mojokerto sudah mengecek langsung permukaan Sungai Ledeng yang menjadi merah darah pada Kamis (6/1) sore. Tanpa mengambil sampel untuk diteliti di laboratorium, tim tersebut langsung menyimpulkan zat merah darah itu adalah lumut.
(iwd/iwd)