Beberapa penjual terompet yang masih berusaha mengais rejeki di Kota Pasuruan mengatakan barang dagangan mereka susah laku. Stok dagangan mereka menumpuk.
"Saya datang ke sini sejak 3 minggu lalu. Bareng 4 teman dari Lamongan," kata Andy (23), penjual terompet di Alun-alun Kota Pasuruan, Jumat (31/12/2021).
![]() |
Andy merasakan betul dampak pendemi dan pembatasan-pembatasan kegiatan masyarakat. Setiap penutupan tahun atau adanya perayaan natal dan tahun baru ia mulai berdagang.
"Dampak COVID sangat terasa. Sebelum pandemi, perhari saya bisa mengantongi hingga Rp 400 ribu perhari. Namun saat pandemi, dapat Rp 100 ribu aja susah," kata Andy.
Meski penjualan merosot saat pandemi, Andy mengaku tetap berjualan. Pasalnya pekerjaan itu sudah dilakoninya sejak 6 tahun lalu. Namun, kata Andy, penjualan tahun ini turun drastis. Apalagi ada larangan perayaan tahun baru di Pasuruan.
"Hari ini saja belum ada pembeli sama sekali," ujarnya.
Amirullah (35) pedagang terompet lain di GOR Untung Suropati mengatakan pembeli terompet saat ini sepi. Ia mengaku berjualan mulai pukul 07.00 WIB - pukul 19.00 WIB.
"Susah laku. Apalagi jalan-jalan dan tempat-tempat ramai ditutup malam nanti," ungkap Amirullah. (iwd/iwd)