"Pertumbuhan ekonomi, proyeksinya Jatim Tahun 2022 antara 5 sampai 5,8 persen. Tahun 2021 ini insyaallah sekitar 3,2 persen sampai 4 persen. Tapi kita lihat kondisi Triwulan IV ini, karena perlu diwaspadai ada situasi, memang siklus turun, juga ada bencana alam. Tapi itu tantangan, dan mudah-mudahan dilalui dengan baik tahun 2021 ini," kata Budi Hanoto usai acara Refleksi Akhir Tahun 2021 di Gedung Bank Indonesia, Surabaya, Selasa (28/12/2021).
Budi menjelaskan meski ada sejumlah kenaikan harga bahan pokok di Triwulan IV 2021 seperti minyak, telor hingga cabai rawit, ia memastikan angka inflasi di Jatim tetap terkendali.
"Evaluasinya, secara umum inflasi di Jatim terkendali, bulan November saja sudah 2,22 persen. Dan itu terkendali dalam angka lebih kurang 3 persen. Ini pertanda baik, inflasi yang sedikit meningkat, menunjukkan geliat ekonomi," bebernya.
Budi mengatakan dalam acara refleksi ini, ada sejumlah strategi yang disiapkan BI Jatim untuk proyeksi ekonomi tahun 2022. BI Jatim yang termasuk TPID Jatim mendorong sinergi semua pihak, agar menciptakan iklim ekonomi yang baik.
"Evaluasi strategi apa saja nanti dan apa yang diteruskan dari tahun 2021. Fokusnya tahun 2022 nanti, ada tantangan dari eksternal dan internal. Arahan Ibu Gubernur pentingnya sinergi mendorong demand agar terjadi multiplayer efek yang bagus" katanya.
"Ada empat jurus, pertama jangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, komunikasi yang efektif, itu tetap dilaksanakan. Itu tantangan tahun 2022 semakin perlu diantisipasi dengan baik," lanjutnya.
Sementara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, pada tahun 2022, Jatim memiliki tagline 'Optimis Jatim Bangkit'. Industri kreatif menjadi salah satu sektor yang digenjot Pemprov Jatim.
Baca juga: Sidoarjo Raih Investment Award Jatim 2021 |
"Banyak hal mendasar, kita ambil optimis Jatim Bangkit, banyak hal yang bisa menjadi pendorong optimisme kita. Bahwa ada peluang untuk menggenjot perekonomian kita. Juga bisa memberi pengembangan industri kreatif kita," kata Khofifah.
Mantan Mensos RI ini menyampaikan, banyak potensi perekonomian di Jatim yang belum terpotret dengan maksimal. Contohnya saja karya-karya ekonomi yang diciptakan anak SMK.
"Banyak anak SMK di Jatim yang sudah menciptakan barang atau produk, bahkan penghasilannya tinggi. Tentunya menciptakan lapangan kerja. Kreatifitas-kreatifitas ini unlimited. Kualitas industri kreatif ini bisa menjadi acuan BPS, dalam perekonomian di Jatim," ujarnya.
"Dan jangan lupa, di Jatim ini banyak sekaki crazy rich yang belum terpotret. Ada banyak di Surabaya, Malang, Tulungagung dan daerah lainnya. Kita optimis menyongsong tahun 2022, bahwa Perekonomian Jatim lebih baik, dan bangkit dari pandemi," tandasnya. (iwd/iwd)