Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan (KLHK) bersama Praktisi Satwa Liar Tenaga Pakar Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Eksotik, dan Aquatik meninjau KBS pada Senin (20/12). Hal ini untuk melakukan pengecekan terkait kematian gajah. Ia melakukan pengecekan di sekitar kandang untuk memastikan kelayakannya.
Praktisi Satwa Liar Tenaga Pakar Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Eksotik, dan Aquatik, drh. Wisnu Pradana menjelaskan dari hasil diagnosa sementara gajah Dumbo mengalami inveksi herpes akut. Di mana pada organ gajah ada pendarahan rongga mulut serta pendarahan pada seluruh pencernaan.
"Diagnosa sementara ini karena elephant herpesvirus yang menyerang pada gajah Dumbo," jelas Wisnu kepada detikcom, Rabu (22/12/2021).
Wisnu juga menjelaskan elephant herpesvirus terjadi di Indonesia pertama kali tahun 2010. Ketika itu gajah-gajah di waykambas juga terdeteksi virus mematikan tersebut.
"2010 lalu pernah terjadi di waykambas. Dan ini masuk ke Surabaya," ungkapnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada lembaga konservasi untuk memperhatikan kondisi dan kandang gajah. Karena bisa jadi virus tersebut juga bisa dibawa oleh manusia.
"Ini yang perlu diperhatikan kondisi fisiknya dan juga kandang gajah," tandas Wisnu.
Dumbo sendiri merupakan anakan kedua dari induk Gajah Sumatera bernama Lembang (49) dengan gajah jantan bernama Doa (54). Dumbo lahir secara normal, dengan berat 112 kilogram dan tinggi badan 88 sentimeter dengan lingkar dada 118 sentimeter pada medio 2019.
Nama Dumbo diberikan oleh Tri Rismaharini saat menjadi Wali Kota Surabaya. Dumbo merupakan adik dari Gonzales dari hasil perkawinan indukan yang sama dengan Dumbo. (hil/iwd)