Secara rinci, ada 34 rumah rusak ringan, 11 rumah rusak sedang dan 1 rumah rusak berat. Sedangkan untuk kecamatan terdampak bertambah dari 5 menjadi 6 wilayah.
"Gempa merusak di Jember Selatan kemarin merupakan alarm penting untuk mengingatkan kita semua bahwa kualitas bangunan rumah kita terkait gempa sangat buruk," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Minggu (19/12/2021).
Baca juga: BMKG Beberkan Fakta Jember Rawan Gempa |
Daryono menyebut, jika gempa dengan magnitudo 5 saja sudah membuat rumah rusak, lalu bagaimana jika gempa yang terjadi memiliki magnitudo 6, 7 dan 8?
"Banyaknya kerusakan bangunan rumah akibat gempa Jember bermagnitudo 5,0 menunjukkan mitigasi struktural kita terkait kualitas bangunan tahan gempa, dan aman gempa belum berjalan dengan baik," imbuhnya.
Untuk itu, Daryono mengatakan perlu ada evaluasi dan penilaian pada seluruh bangunan di setiap daerah rawan gempa. Namun, jika belum mampu membangun bangunan rumah tahan gempa, Daryono memaparkan sejumlah alternatifnya.
"Sebagai alternatif bangunlah rumah ramah gempa berbahan ringan, bisa terbuat dari kayu dan bambu yang didesain menarik, yang penting bukan rumah tembok asal bangun, tanpa ada besi tulangan dengan kualitas tembok yang buruk yang membahayakan penghuninya," paparnya.
Di kesempatan ini, Daryono menegaskan peristiwa gempa sebenarnya tidak membunuh atau melukai. Namun, kebanyakan korban terluka akibat reruntuhan bangunan yang roboh diguncang gempa.
"Gempa sebenarnya tidak membunuh atau melukai, tetapi rumah yang roboh saat diguncang gempa adalah penyebabnya. Sehingga solusi utama terkait mitigasi gempa adalah merealisasi bangunan tahan gempa atau ramah gempa," pungkasnya. (sun/bdh)