Namun, Suraji mengaku jika proyek ini dilaksanakan sebelum dana anggaran Pemkab Bojonegoro cair. Hal ini karena ada toko material yang menjadi rekanan siap membantu proses pekerjaan, meski belum ada dananya.
"Nggih ngeten lho pak, proyek ini dimulai sak derenge dana dari pemda cair. Soale wonten toko sing siap. Soale selama ini dados rekanan material kegiatan pemdes. (Begini lho pak, proyek ini dimulai sebelum dana dari pemda cair. Soalnya ada toko yang siap. Karena selama ini menjadi rekanan material kegiatan pemdes). Terkait lelang pengaspalan hanya diikuti oleh dua rekanan," jelas Suraji.
Diketahui, Desa Megale mendapat bantuan keuangan desa (BKD) atau bantuan keuangan khusus (BKK) dari Pemkab Bojonegoro senilai Rp 1,6 miliar. Proses administrasi hingga lelang pekerjaan dilakukan pihak tim pengelolaan kegiatan bersama Pemdes Megale.
![]() |
Selain di Desa Megale, Wawan juga memantau proyek pengaspalan di Desa Babad. Di lokasi ini, wabup dikagetkan ruas jalan yang masih baru dilakukan pengaspalan, namun terlihat retak-retak di beberapa titik. Bahkan, warga di desa setempat saat ngobrol bersama di pinggir jalan menuturkan jika sebelum diaspal, paving yang terpasang sempat diambil lalu hanya diganti batu kerikil.
"Ya kita lihat ini, kualitasnya juga sama dengan desa yang sebelah sebelahnya. Ini yang mengerjakan pengaspalan juga sama kontraktornya," jelas Wawan, sambil menunjuk tulisan di alat berat yang terparkir di Jalan Desa Babad.
Pemdes Desa Babad Kecamatan Kedungadem, ini menjadi salah satu desa yang mendapat bantuan keuangan desa yang cukup besar. Nilainya mencapai Rp 3 miliar lebih. Untuk proses lelang, hanya diikuti dua rekanan kontraktor dan dimenangkan oleh Wira Group.
(fat/fat)