Hal ini karena, bantuan berupa barang dan sembako berada di posko penyimpanan. Sementara para korban dan warga terdampak harus berjalan kaki menuju pos penyimpanan tersebut.
Selain itu, pengambilan bantuan barang yang dibutuhkan korban terlebih dulu harus menemui petugas yang berjaga di pos. Mereka juga perlu menunjukkan identitas diri sebelum melakukan permintaan barang yang dibutuhkan keluarganya di tenda pengungsian.
Salah satu warga asal Dusun Curah Kobokan, Rita (34) mengaku mengeluh proses panjang pengambilan bantuan.
Baca juga: Ini Penampakan Mobil Relawan RS UNS yang Terjebak Banjir Lahar Dingin Semeru |
Dia menyarankan bantuan berupa uang. Sebab dirinya bisa membeli keperluan yang dibutuhkan. Seperti obat-obatan sesuai penyakit yang diderita hingga baju sesuai ukuran.
"Lebih enak terima bantuan uang tunai, karena bisa membeli langsung apa yang dimau, seperti obat-obatan yang cocok dan biasa dibeli oleh keluarganya, dan pakaian bisa beli langsung, karena pas dan cocok sesuai ukurannya, dari pada barang dan sembako yang menumpuk di gudang, kalau kelamaan bisa rusak," ujar Rita kepada detikcom, Minggu (12/12/2021).
Warga lainnya, Abdul Manan juga menyebut lebih baik menerima bantuan uang tunai. Manan mengaku harus menemui proses yang cukup panjang saat hendak mengambil bantuan.
"Mending bantuan berupa uang tunai, karena bisa mengatur pengeluaran untuk kebutuhan hidup keluarganya, kalau barang, kita harus jalan kaki menuju pos penyimpanan barang bantuan, dan melakukan pendataan, dan banyak warga lain yang mengambil barang bantuan, mengatasnamakan warga terdampak erupsi Semeru," papar Manan.
Simak Video: Lokasi Erupsi Semeru Jadi Wisata Dadakan, Warga Terdampak Jengkel!
(fat/fat)