Ribuan mahasiswa Universitas Balitar (Unisba) berkumpul di pelataran parkir kampus. Beberapa aktivis gerakan mahasiswa juga memasuki setiap kelas dari lantai satu sampai lantai tiga. Mereka memastikan, aksi mengosongkan kelas bisa serempak dilaksanakan semua mahasiswa, tanpa kecuali.
Koordinator aksi, Moch Khoirul Anam mengatakan banyak masalah yang menyangkut integritas kampusnya. Berbicara mengenai integritas, maka tidak bisa lepas dari transparansi. Baik itu transparansi administrasi, birokrasi, maupun anggaran.
Karena profesionalitas hanya dapat dibentuk jika seluruh elemen bekerja secara bersih dan akuntable. Indikasi-indikasi yang kemudian berpotensi menjadi kecurangan dan penyelewengan harus mampu dihindari dengan cara kerja yang birokrasi terbuka. Yakni birokrasi terbuka yang dapat diaudit, dipantau dan dikontrol secara bersama-sama oleh semua pihak civitas akademika.
![]() |
"Aliansi Mahasiswa Bergerak melihat, transparansi dan profesional itu tidak ada di kampus ini. Beberapa kasus terkait pembayaran, mal administrasi dan penyalahgunaan wewenang kekuasaan kami jumpai disini," orasi Anam di depan teman-temannya, Kamis (9/12/2021).
Untuk kasus pembayaran, Anam membeberkan, seperti registrasi pembayaran mahasiswa baru. Pembayaran biaya masuk gelombang 1 dan 2 dinilai bermasalah. Karena terindikasi terjadi penyalahgunaan dana dan mekanisme pembayaran yang tidak sesuai aturan yang tertulis di brosur.
Lalu terjadinya penyalahgunaan wewenang kekuasaan sehingga terdapat perubahan nama nama Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang tidak transparan dan tidak bertanggung jawab karena tidak ada konfirmasi.
Terjadinya mal administrasi penerima UKT yang terindikasi mahasiswa yang masih aktif dan tidak aktif. Selain itu , adanya indikasi ketidak profesionalan pejabat kampus terhadap mahasiswa yang melakukan perpindahan kelas.
Indikasi pungli terhadap mahasiswa yang mendapatkan KIP yang dilakukan oleh pejabat kampus. Dan terjadinya penyalahgunaan wewenang pejabat kampus yang memasukkan secara sengaja rakerda partai politik di dalam kampus.
"Untuk itu, kami Aliansi Mahasiswa Bergerak menuntut, agar pihak rektorat menyelesaikan kasus-kasus itu secara tegas dan transparan kepada seluruh mahasiswa. Oknum-oknum yang terlibat ditindak dan juga perbaikan-perbaikan yang berorientasi kepada 4 hal. Yakni tranparansi administrasi, birokrasi, keuangan dan profesional pejabat kampus," tandasnya.
Massa aksi yang mengosongkan kelas ini ditemui Rektor dan Warektor III Unisba. Rektor Unisba, Subiantoro mengatakan menyatakan sangat terbuka menerima suara para mahasiswanya ini.
"Kami akan mengkaji laporan yang masuk ini. Dan akan kami panggil oknum-oknum yang ada indikasi melakukan korupsi di kampus ini," tegasnya.
Usai ditemui Rektor, perwakilan Aliansi Mahasiswa Bergerak meminta Rektor Unisba menandatangani MoU yang berisi, pihak kampus segera menyelesaikan kasus-kasus yang disampaikan mahasiswa dalam aksinya hari ini. (iwd/iwd)