"Jadi kemarin sempat kita menolak (pasien), karena memang kondisinya full," tutur Humas RSUD dr Harjono Ponorogo S. Joko Handoko kepada wartawan, Kamis (9/12/2021).
Menurutnya, kondisi bed yang tersedia di rawat inap ruang Wijaya Kusuma saat ini penuh. Hingga pihaknya sempat menolak pasien rujukan karena kondisi penuh.
"Tadi malam ada tambahan pasien baru, namun dititipkan di ruang Eria yang bersebelahan, kebetulan lagi kosong," kata Joko.
"Sebenarnya ada satu pasien yang sudah harus diambil keluarga. Namun ada kendala, kendala itu keluarga dan lingkungan tidak siap menerima, akhirnya untuk sementara dititipkan," terang Joko.
Joko menambahkan padahal RSUD dr Harjono Ponorogo bukan tempat penitipan. Seharusnya dititipkan ke tempat rehabilitasi. Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk permasalahan ini.
"Untuk memfasilitasi pasien yang stabil bisa dibawa ke rehabilitasi, kami masih menunggu proses itu, langkah-langkah dari Dinsos seperti apa kami menunggu informasinya," tandas Joko.
RSUD, lanjut Joko, biasanya merawat pasien ODGJ rujukan dengan kasus gangguan jiwa kondisi berat. Biasanya suka mengamuk.
"Itu yang berpotensi risiko bagi diri sendiri dan orang lain," papar Joko.
Joko menerangkan lamanya perawatan untuk pasien ODGJ tidak bisa dipastikan. Ada yang beberapa minggu bahkan beberapa bulan. Tergantung dari kestabilan emosional pasien.
"Ketika gejalanya baik ya bisa dipulangkan, tapi tetap dipantau petugas," tukas Joko.
Disinggung soal kondisi salah satu pasien yang nekat membongkar kuburan istrinya. Saat ini pasien tersebut masih dalam perawatan di ruang Wijaya Kusuma dengan diagnosa skizofrenia.
Saat dirujuk ke rumah sakit, kondisinya terjadi penyimpangan berat. Beruntung saat ini kondisinya sudah mulai membaik. Namun tetap harus meminum obat secara teratur agar stabil.
"Pasien tersebut masih dalam perawatan kami, saat ini kondisinya membaik," pungkas Joko. (fat/fat)