Erupsi Gunung Semeru tak hanya memberi dampak pada masyarakat. Namun, bencana ini juga berdampak pada hewan ternak yang kelaparan hingga terjebak abu vulkanik dan harus dievakuasi.
Evakuasi tak hanya dilakukan pada manusia. Namun, juga pada hewan ternak milik warga. Para relawan menemui banyak hewan ternak yang terjebak endapan abu vulkanik di sekitar Dusun Curah Kobokan dan Dusun Kajang Kuning, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Saat terjebak, hewan-hewan ini masih hidup.
Sejumlah hewan ini masih hidup meski hampir seluruh badannya terendam lumpur kering vulkanik. Hewan-hewan itu mencoba menyelamatkan diri dari terjangan APG atau Awan Panas Guguran) Gunung Semeru pada Sabtu (8/12) sore.
Di lokasi, ditemukan kerbau, unggas, sapi hingga Kambing. Saat ditemukan relawan dan peternaknya, para hewan langsung dievakuasi dari jebakan lumpur vulkanik yang mengering. Agar bisa bertahan hidup, para relawan juga langsung memberi minum dan makan para hewan di lokasi. Karena proses evakuasi cukup memakan waktu.
Salah satu pemilik bebek yang ditemukan hidup, Busrianto (50) menyebut dirinya memiliki sekitar 100 ekor bebek. Namun baru seekor bebek yang ditemukan. Saat ditemukan, kondisi kaki bebek tersebut terjebak lumpur vulkanik yang sudah kering. Bebek juga tidak bisa bergerak.
"Saya mendapat info satu ekor bebek selamat berhasil dievakuasi oleh relawan," ujar Busrianto.
Busrianto mengatakan saat erupsi, tetangga dan saudaranya memang berlarian menyelamatkan diri. Kesemuanya tak sampai memikirkan nasib para hewan ternak.
"Banyak tetangga dan saudara saya yang tinggal di Dusun Curah Kobokan, memelihara hewan ternak, saat Gunung Semeru lontarkan wedus gembel atau awan panas guguran, langsung kabur tinggalkan semua hewan ternaknya dan keesokan harinya, balik melihat kondisi rumahnya sudah hancur," ungkapnya.
Simak Video 'Warga Terdampak Erupsi Semeru di Lumajang Terima Bantuan Pakan Ternak':
Sementara hingga saat ini, para korban yang selamat terus mencoba pulang dan mencari harta benda hingga hewan ternaknya yang kemungkinan masih hidup.
Melihat hal ini, Pemprov Jatim menyalurkan bantuan pakan hingga obat-obatan untuk hewan ternak milik korban dan warga terdampak erupsi Semeru. Bantuan dari Kementerian Pertanian dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur ini telah dibagikan dalam 2 hari ini. Bantuan dibagikan di dua kecamatan yakni Candipuro dan Pronojiwo.
Relawan pun mendata setiap warga yang memiliki hewan ternak, terutama sapi. Setelah didata, mereka baru diperbolehkan mengambil pakan ternak seperti rumput, batang pohon jagung, konsentrat dan obat-obatan hewan.
Pemberian pakan ternak dan obat-obatan gratis ini membuat masyarakat lega. Ada ribuan masyarakat yang senang mendapat pakan untuk hewan ternaknya. Warga mengaku sejak diterjang awan panas, banyak tanaman dan rumput mati.
Akibatnya, peternak yang bermukim di lereng pegunungan Semeru kesulitan mencari pakan hingga harus membeli ke wilayah lain. Hal ini karena material vulkanik yang berasal dari Semeru menimbun tanaman maupun lahan pertanian. Warga pun kesulitan mencari rumput dalam kondisi segar dan bersih. Seluruh tanaman terkena abu vulkanik yang mengandung zat dan material slica atau bahan dasar pembuat kaca.
![]() |
Salah satu ternak, Nur Hayati (58) mengaku senang mendapat rumput gratis. Dia menyebut sempat kesusahan mencari pakan untuk sapinya.
"Buat pakan sapi milik saya, karena setelah diterjang awan panas dari Gunung Semeru, banyak tanaman dan rumput mati semua kena awan panas dari Gunung Semeru, akhirnya senang dapat pakan ternak secara gratis dari pemerintah dan minta ke posko," kata Nur saat ditemui di lokasi, Rabu (8/12/2021).
Sementara Staf Dinas Peternakan Jawa Timur Anto mengatakan pihaknya menyediakan lebih dari 12 ton rumput segar untuk pakan ternak sapi. Ada pula obat-obatan untuk ternak warga terdampak.
"Pakan dan obat-obatan untuk hewan ternak untuk para korban dan warga terdampak erupsi Gunung Semeru ada rumput sebanyak 12 ton dan konsentrat, dan obat-obatan untuk hewan kita bagikan secara gratis, namun harus didata di posko terlebih dulu," tegas Anto.