Melihat hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyalurkan bantuan pakan hingga obat-obatan untuk hewan ternak milik korban dan warga terdampak erupsi.
Bantuan dari Kementerian Pertanian dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur ini telah dibagikan dalam dua hari ini. Bantuan dibagikan di dua kecamatan yakni Candipuro dan Pronojiwo.
Relawan pun mendata setiap warga yang memiliki hewan ternak, terutama sapi. Setelah didata, mereka baru diperbolehkan mengambil pakan ternak seperti rumput, batang pohon jagung, konsentrat dan obat-obatan hewan.
![]() |
Pemberian pakan ternak dan obat-obatan gratis ini membuat masyarakat lega. Ada ribuan masyarakat yang senang mendapat pakan untuk hewan ternaknya.
Warga mengaku sejak diterjang awan panas, banyak tanaman dan rumput mati. Akibatnya, peternak yang bermukim di lereng pegunungan Semeru kesulitan mencari pakan hingga harus membeli ke wilayah lain.
Hal ini karena material vulkanik yang berasal dari Semeru menimbun tanaman maupun lahan pertanian. Warga pun kesulitan mencari rumput dalam kondisi segar dan bersih. Seluruh tanaman terkena abu vulkanik yang mengandung zat dan material silica atau bahan dasar pembuat kaca.
Salah satu peternak, Nur Hayati (58) mengaku senang mendapat rumput gratis. Dia menyebut sempat kesusahan mencari pakan untuk sapinya.
"Buat pakan sapi milik saya, karena setelah diterjang awan panas dari Gunung Semeru, banyak tanaman dan rumput mati semua kena awan panas dari Gunung Semeru, akhirnya senang dapat pakan ternak secara gratis dari pemerintah dan minta ke posko," kata Nur saat ditemui di lokasi, Rabu (8/12/2021).
Sementara itu, Staf Dinas Peternakan Jawa Timur Anto mengatakan pihaknya menyediakan lebih dari 12 ton rumput segar untuk pakan ternak sapi. Ada pula obat-obatan untuk ternak warga terdampak.
"Pakan dan obat-obatan untuk hewan ternak untuk para korban dan warga terdampak erupsi Gunung Semeru ada rumput sebanyak 12 ton dan konsetrat, dan obat-obatan untuk hewan kita bagikan secara gratis, namun harus didata di posko terlebih dulu," tegas Anto.
Hingga saat ini aktivitas Gunung Semeru masih fluktuatif, warga diimbau untuk tidak mendekat ke Gunung Semeru radius 5 kilometer dari puncak. (iwd/iwd)