Sensasi Kuliner Ndeso di Pinggir Bengawan Solo Lamongan

Sensasi Kuliner Ndeso di Pinggir Bengawan Solo Lamongan

Eko Sudjarwo - detikNews
Kamis, 09 Des 2021 08:23 WIB
Sensasi Kuliner Ndeso di Pinggir Bengawan Solo
Kuliner Pinggir Bengawan Solo (Foto: Eko Sudjarwo/detikcom)
Lamongan -

Bukan Lamongan jika tidak ada kuliner yang mantap. Beragam kuliner telah mengangkat nama Lamongan hingga dikenal semua orang. Terbaru adalah 'Kuliner Pinggir Bengawan' yang menyajikan konsep masakan ndeso. Salah satu yang menarik adalah masakan Kelan Conggah atau udang gala air tawar.

Mengusung konsep masakan ndeso dan menyantapnya pun di pinggir sungai terpanjang di Jawa, Bengawan Solo. Ya, kuliner pinggir bengawan ini dikelola Bumdes Desa Jatirenggo, Kecamatan Glagah, ini menjadi salah satu tujuan kuliner yang terkenal di Lamongan dan banyak diburu pecinta kuliner.

"Kuliner Pinggir Bengawan ini dikelola Pemdes dan baru beberapa bulan ini mulai dirintis, baru satu setengah bulan buka," kata Kades Jatirenggo, Tri Deasy Kusuma Ning Ayu saat berbincang, Kamis (9/12/2021).

Meski baru beberapa bulan dirintis dan letaknya di pelosok yang jauh dari pusat Kota Lamongan, namun lokasinya yang berada di tepi Bengawan Solo banyak didatangi pemburu kuliner baik lokal dan luar daerah. Bahkan, pecinta kuliner luar pulau juga datang hanya ingin menikmati salah satu sajian dari Kuliner Pinggir Bengawan ini.

"Kuliner Pinggir Bengawan ini hanya buka di akhir pekan saja, yaitu pada hari Sabtu dan Minggu saja," ujarnya.

Untuk memanjakan penggemar kuliner, lanjut Deasy, ada beberapa menu yang disajikan di lokasi kuliner ini. Beberapa menu yang ada di antaranya Kelan Conggah, masakan ikan keting, bothok mangut, belut rica dan penyet gurami dan lodeh kuthuk. Sebagai pelengkap, Kuliner Pinggir Bengawan juga berbagai minuman, yakni es dawet tradisional, wedang uwuh dan lain-lain.

"Kuliner pinggir bengawan ini terinspirasi berbagai hal. Salah satunya ya bagaimana orang bisa mengenal desa kami meski di pelosok," jelasnya.

Deasy menuturkan, orang-orang yang datang ke Kuliner Pinggir Bengawan ini biasanya orang sudah jenuh dengan suasana perkotaan dan ingin mencari suasana baru. Mengambil tema 'ndeso', kuliner pinggir bengawan ini juga menawarkan suasana desa mulai dari menu masakan hingga tempat atau lokasinya yang menyuguhkan gubuk sebagai tempat makan.

"Konsep kuliner ini kami perkenalkan dengan suasana ndesonya (desa), makanya menu masakan, gubuk pengunjung dan lokasinya kental sekali dengan nuansa desa," terang bu kades yang juga masih menyempatkan diri mengajar anak-anak TK dan PAUD di desanya ini.

Deasy berharap kuliner pinggi bengawan ini mampu menjadikan warga di desanya lebih mandiri. Melalui kuliner ini, jelas Deasy, warganya juga ikut merasakan dampak positifnya karena juga ikut diberdayakan. Disinggung terkait omzet, Deasy menyebut jika omzet mereka lumayan besar dan mampu membantu warganya.

Simak juga 'Gurih Banget! Nashville Fried Chicken dengan Garlic Rice':

[Gambas:Video 20detik]



"Dari hasil ini, bisa untuk membantu warga sekitar. Kami berdayakan warga pencari ikan dengan menampung hasil tangkapannya. Ada juga pemasukan dari lahan parkir," tambahnya.

Kuliner di pinggir bengawan menghabiskan puluhan kilogram conggah setiap buka, bahkan pernah tembus hingga 1 kuintal lebih tiap operasional dengan omzet mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah, yaitu rata-rata Rp 8-22 juta setiap kali buka.

"Kami buka pukul 08.00 WIB-16.00 WIB pada Sabtu dan Minggu. Untuk ikan conggah rata-rata kami menghabiskan sekitar 30 kg lebih, pernah juga 1 kuintal, tergantung karena biasanya ada yang sudah memesan," jelasnya.

Untuk merasakan kelan conggah ini juga tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Pasalnya, kelan conggah hanya dipatok harga mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 150 ribu/porsi.

"Untuk conggahnya sendiri kami dapat pasokan dari warga pencari ikan di bengawan dan budi daya tambak warga dengan harga Rp 135 ribu hingga Rp 155 ribu/kg," paparnya.

sensasi kuliner di pinggir bengawan solo lamonganKuliner di pinggir Bengawan Solo Lamongan/ Foto: Eko Sudjarwo

Salah satu pecinta kuliner dari Gresik, Hj Solekhah mengaku tahu ada wisata kuliner pinggir bengawan ini dari medsos. Ia yang datang bersama seluruh anggota keluarganya untuk menuntaskan rasa penasarannya akan masakan kelan conggah. Pedas asamnya kelan kuning berpadu dengan kenyalnya conggah, aku Solekhah, membuat lidahnya bergoyang.

"Kami penasaran dan datang bersama anggota keluarga. Menunya mantap, apalagi ikan conggah ini, kami puas, rasanya mantap sekali, ditambah lagi suasananya nyaman kental dengan suasana desanya," sebut Solekhah.

Nikmatnya kelan conggah ini juga diakui Khoirul. Warga Lamongan yang juga tahu Kuliner Pinggir Bengawan ini juga ingin menyantap kelan conggah. Menurutnya, ikan conggah ini adalah ikan yang jarang atau susah didapat sehingga tahu ada kelan conggah ia langsung datang ke Desa Jatirenggo ini.

"Harga tidak masalah, yang penting puas, tapi saya rasa harganya juga terjangkau mas. Kurang lebih habis Rp 200 ribu, kami semua puas," aku Khoirul yang berjanji akan datang lagi di lain waktu ini.

Penasaran kan dengan kelan conggah ini? Yang ingin merasakan masakan khas ndeso berupa kelan kuning atau masakan-masakan ndeso lainnya silahkan saja langsung datang ke Desa Jatirenggo.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.