"Setelah perang, Hayam Wuruk memberikan tanah perdikan di Madyapura untuk Gajah Mada. Beberapa sejarawan menafsirkan Gajah Mada diusir dari ibu kota Majapahit untuk menjadi pertapa," ungkapnya.
Tak lama kemudian, lanjut Wicaksono, Gajah Mada berusaha mengembalikan kepercayaan Hayam Wuruk. Ia kembali menunjukkan taringnya dengan menaklukkan daerah timur jauh. Itu diuraikan di dalam Kitab Pararaton.
"Berhasil, tapi tak lama kemudian di Negarakertagama disebutkan Gajah Mada sakit tahun 1363 masehi, lalu Gajah Mada wafat tahun 1364 masehi," tandasnya.
Gajah Mada dinobatkan menjadi Patih Majapahit oleh Tribhuwana Tunggadewi tahun 1331 masehi. Pada momen itu pula Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa di hadapan ratu dan para menteri. Ia bertekad menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Dalam bukunya berjudul Gajah Mada: Pahlawan Persatuan Nusantara, sejarawan sekaligus Menteri Penerangan era Presiden Soekarno, Mohammad Yamin menjelaskan saat Gajah Mada diangkat menjadi patih, wilayah kekuasaan Majapahit hanya mencakup Jatim dan Jateng.
Gajah Mada sukses membawa Majapahit mencapai masa keemasan di era pemerintahan Raja Hayam Wuruk tahun 1350-1389 masehi. Ia menyatukan Nusantara sehingga wilayah kekuasaan Majapahit berkembang sangat luas.
Meliputi seluruh Jawa (Jawa, Madura dan Kangean), seluruh Pulau Sumatera, seluruh Pulau Kalimantan, seluruh Semenanjung Melayu atau Malaka, seluruh Nusatenggara dan Bali, seluruh Sulawesi, seluruh Maluku dan seluruh Papua.
(iwd/iwd)