Itu seperti yang disampaikan warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Tohari. Menurutnya, jika tidak keluar lava pijar saat terjadi erupsi, justru warga lebih panik.
![]() |
"Barusan terlihat. Ini sebetulnya sudah biasa kalau keluarnya sedikit-sedikit," kata Tohari kepada detikcom, Senin (6/12/2021).
"Ya kalau sering terlihat keluar malah enak, kalau tidak malah lebih waspada," terang Tohari.
Baca juga: Lava Pijar Tampak di Gunung Semeru |
Lava pijar juga tampak dari Desa Penanggal, Kecamatan Pronojiwo. Namun menurut warga bernama Pardi (50), warga ketakutan kalau sudah keluar lava pijar.
"Kalau udah lava pijar keluar, warga semua melihat dan memantau, takut terjadi lontaran lava pijar dengan jarak luncur jauh, dan awan panas guguran takut terjadi saat malam dan dini hari," kata Pardi saat dikonfirmasi detikcom, Senin (6/12/2021).
Pantauan detikcom sekitar pukul 20.30 WIB, lava pijar mulai terlihat keluar dari Gunung Semeru. Tampak lava merah menyala di gunung tersebut. Hingga pukul 21.00 WIB, lava pijar masih terlihat.
Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (4/12) pukul 15.00 WIB. Puluhan orang meninggal dalam peristiwa ini.
Dalam data dari Plt Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, hingga kini ada 5.205 jiwa masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru. Sebanyak 1.300 orang di antaranya telah mengungsi.
Jumlah korban jiwa juga bertambah menjadi 22. Untuk korban luka berjumlah 56 orang. Terdiri dari 35 orang luka berat, dan 21 orang luka ringan. (sun/bdh)