Namun karena obat gatal-gatal itu belum tersedia, para pengungsi masih menunggu dengan sabar.
"Yang dikeluhkan itu pusing, gatal-gatal," kata relawan kesehatan, Hikmatus Saniyab kepada detikcom di lokasi pengungsian, Minggu (5/12/2021).
Namun, jelas dia, gatal-gatal yang dialami pengungsi karena alergi. "Alergi apa kita tidak tahu, tapi mereka sudah mengeluhkan gatal-gatal. Nanti diperiksa lebih lanjut," tambahnya.
Bahkan, tambah dia, ada anak-anak yang merasakan mual dan ingin muntah.
"Tadi ada anak-anak yang muntah dan mual. Selain itu ada yang memiliki riwayat diabetes dan merasakan tubuhnya tidak enak badan," ungkap Sani.
Tim relawan pun masih menunggu obat-obat tersebut tiba di posko pengungsian. Saat ini masih dalam proses dari rumah sakit untuk dibawa ke pengungsian.
"Saat ini obat gatal-gatal belum ada. Masih proses di rumah sakit," tandas Sani.
Data dari Plt Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, hingga kini, ada 5.205 jiwa masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Semeru. 1.300 Orang di antaranya telah mengungsi. Jumlah korban jiwa juga bertambah 14 orang hingga pukul 17.30 WIB. Untuk korban luka saat ini berjumlah 56 orang. 35 orang di antaranya luka berat, dan 21 orang luka ringan.
(fat/fat)