Longsor yang terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, Jumat (3/12) tersebut berasal dari tebing yang sudah diplengseng di bagian samping bangunan kelas. Padahal sebelumnya, tidak ada tanda-tanda plengsengan retak.
"Pada saat terjadi bencana alam tanah longsor cuaca cerah, sebelum kejadian tidak ditemukan tanda-tanda plengsengan retak," tutur Kapolsek Ngrayun AKP Joko Santoso kepada wartawan, Sabtu (4/12/2021).
Joko menambahkan plengsengan yang longsor tersebut setinggi 6 meter dan menimpa dinding dua ruang kelas. Akibatnya, 35 meja kursi, 1 buah lemari, dinding bangunan jebol. Total kerugian ditaksir mencapai Rp 200 juta.
"Kamis (2/12) lalu hujan deras, Jumat (3/12) kemarin siang longsor. Padahal saat longsor kondisi cuaca cerah," kata Joko.
Plengsengan yang ambrol, lanjut Joko, dibuat tahun 2010 dengan swadaya masyarakat. Sedangkan bangunan gedung sekolah dibangun tahun 2011. Jarak antara gedung dengan plengsengan 1,5 meter.
"Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini," imbuh Joko.
(fat/fat)