Kepala ruang perinatologi, Sri Wahyuni menerangkan kondisi bayi kembar pertama agak menurun. Sebab, ada pendarahan di saluran cerna dan sesak nafas.
"Bayi kembar kedua, kondisinya stabil. Gerakannya aktif dan kakinya sudah kuat," tutur Yuni kepada wartawan, Sabtu (4/12/2021).
Yuni menambahkan meski kondisi bayi kembar kedua ini stabil. Belum bisa diberikan ASI. Sebab, masih ada pendarahan di saluran cerna sedikit.
"Infonya kembar ketiga yang jenis kelamin laki-laki, meninggal dunia kemarin pagi di rumah sakit swasta," terang Yuni.
Menurutnya, kondisi bayi kembar yang lahir di usia kehamilan 29 - 30 minggu membutuhkan perawatan intensif untuk mematangkan paru-paru dan organ vital lainnya. Selain itu, berat badan lahir sangat rendah hanya 1.100 gram.
Saat ini, lanjut Yuni, untuk pemberian nutrisi kedua bayi melalui infus. Sekaligus memberikan antibiotik agar tidak terjadi infeksi.
"Karena pasien prematur dan BBLSR seperti ini memang paru-paru belum matang semua, pemberian nutrisi dari infus sama pasien memang bayi kecil resiko infeksinya sangat tinggi, kemarin diberikan antibiotik sama dokter," tandas Yuni.
"Prioritas saat ini untuk mematangkan paru-paru menstabilkan tanda vital. Supaya tidak sesak, tidak biru dan menjaga suhu tubuh supaya stabil," tukas Yuni.
Disinggung soal berat badan kedua bayi, Yuni mengaku belum ada kenaikan. Sebab, pasien prematur jika berat badannya tetap saja sudah bagus.
"Karena lahirnya di usia 29 - 30 minggu, kalau normal 38 minggu. Jadi untuk mengejar usianya itu harus dirawat intensif di ruangan NICU," imbuh Yuni.
Biaya perawatan di NICU per malam mencapai Rp 1,5 juta. Beruntung kedua bayi sudah tercover dengan BPJS.