Nama seniman yang akrab disapa Mpu Harrys ini sudah tak asing lagi di Mojokerto. Bapak dua anak asal Desa Perning, Kecamatan Jetis ini dikenal sebagai pelukis beraliran naturalisme.
Haris melukis sosok Gajah Mada untuk memenuhi pesanan dari seorang pembeli asal Jakarta akhir 2017 lalu. Tak mau asal-asalan, ia lebih dulu ritual di beberapa situs Majapahit selama 7 bulan.
"Ritual pakai kembang seperti gading, kenanga, juga dupa dan wewangian, serta tasbih untuk berzikir. Saya baca Al Fatihah untuk semua nabi dan rasul, kepada semua malaikat, kepada semua leluhur Majapahit. Meminta ke Allah SWT supaya dihadirkan roh suci Gajah Mada," kata Haris kepada detikcom, Sabtu (4/12/2021).
Ritual untuk melihat roh suci Gajah Mada itu, lanjut Haris, ia lakukan sejak Desember 2017. Semula ia bermeditasi di Situs Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko. Namun ia mengaku menerima wangsit agar ritual dilanjutkan di Kubur Jago, Desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto.
"Saya meditasi sampai tujuh kali dalam kurun waktu sekitar tujuh bulan," terangnya.
Dalam meditasinya itu, Haris mengaku melihat langsung sosok Gajah Mada. Dia bahkan mengetahui seluk beluk Gajah Mada sebelum menjadi Mahapatih di Kerajaan Majapahit. Dia menyaksikan kisah hidup Gajah Mada layaknya sedang menonton film di layar televisi.
Bapak dua anak ini menggambarkan sosok Gajah Mada sebagai seorang pria bertubuh kekar dan atletis. Mahapatih Majapahit itu dilukiskan sedang mengangkat keris pusaka saat mengikrarkan Sumpah Palapa di istana.
Berbeda dengan penafsiran Mohammad Yamin, Gajah Mada versi Haris berwajah tirus dengan rambut panjang. Sementara M Yamin menggambarkan sosok Gajah Mada mempunyai wajah bulat, sorot mata tajam, bibir tebal, serta tulang pipi dan dahi yang menonjol.
"Saya sangat yakin kalau itulah sosok Gajah Mada. Sebagai seniman yang diminta melukis Gajah Mada, saya mempunyai tanggung jawab moral atas kebenaran sosoknya," jelasnya.
Lukisan Gajah Mada tersebut, kata Haris, telah diboyong pemesannya ke Jakarta. Kendati begitu, dia masih menyimpan file foto lukisan tersebut. Dia mengaku mendapatkan upah ratusan juta rupiah atas karyanya tersebut.
"Lukisan Gajah Mada dibeli antara Rp 100-200 juta," tandas Haris sembari menyatakan tak mau menyebut harga pasti lukisan tersebut.