Dalam kesempatan tersebut Sa'adah Ahmad Muhdlor meminta pelaku IKM kerajinan untuk tidak berhenti berinovasi menghasilkan suatu produk. Pengembangan produk perlu dilakukan. Pasalnya potensi pasar negeri terbuka luas. Pemkab Sidoarjo melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo dapat kembali memfasilitasi pemasaran produk lewat kegiatan seperti ini.
"Tetap berkarya berinovasi jangan takut gagal karena sejatinya seni itu pasarnya luas, setiap orang memiliki gaya seninya sendiri, setiap orang memiliki selera atau karya seperti apa yang diminati,"ucapnya.
Tenaga ahli dari Export Center Surabaya Fernanda Reza M yang hadir secara langsung pada kegiatan tersebut mengatakan Korsel menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor Indonesia. Peluang pasar kerajinan handicraft maupun furniture dari IKM kerajinan Sidoarjo diharapkan dapat menembus pasar Busan Korsel.
Sementara itu Pejabat Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Busan Rendy yang hadir secara virtual mengakui potensi pasar Korsel cukup besar. Diungkapkannya, ditahun 2020 Indonesia menempati posisi terbesar ke 15 sebagai mitra dagang dengan Korsel. Atau terbesar ke 4 di negara Asean.
"Handicraft yang masuk atau beberapa produk kerajinan yang masuk Korea Selatan cukup besar, ada 35 ribu diaspora Indonesia di sini, tiga diantaranya menjadi buyer di sini," kata Rendy.
Rendy mengatakan sudah dua kali ini ITPC Busan melakukan kegiatan pameran handicraft. Animo masyarakat Korsel cukup besar. Mulai dari produk pakaian jadi, handicraft dan furniture banyak diminati buyer Korsel. Untuk itu dirinya meminta konsistensi mutu produk dapat dipertahankan. Hal tersebut demi menjaga keberlangsungan pemasaran produk.
"Apabila ibu mempunyai transaksi terhadap para importir disini perlu dijaga konsistensi mutu pertama kali," jelas Rendy
Dalam kegiatan tersebut dipromosikan kerajinan sepatu dari bahan kayu Mahoni maupun kain kebaya dan tas bordir hand made serta tas dan dompet rajut yang juga buatan tangan oleh pelaku IKM kerajinan asal Sidoarjo.
(iwd/iwd)