Dibandingkan dengan Risma, Eri Cahyadi: Lha Lapo Tak Pamerno Kerjoku

Dibandingkan dengan Risma, Eri Cahyadi: Lha Lapo Tak Pamerno Kerjoku

Amir Baihaqi - detikNews
Sabtu, 27 Nov 2021 20:45 WIB
wali kota surabaya eri cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Foto: Amir Baihaqi)
Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara terkait dirinya dibanding-bandingkan warga dengan pendahulunya Tri Rismaharini (Risma) dalam penanganan banjir di Surabaya. Warga menilai Eri tidak pernah turun ke lapangan seperti Risma saat hujan turun

Eri menyebut dirinya tidak suka diekspose saat turun ke lapangan dan marah-marah seperti yang dilakukan Risma. Menurut Eri, antara Risma dan dirinya memang punya gaya yang berbeda. Tak hanya itu, ia juga mengaku tak cari nama dalam penanganan banjir.

"Mereka juga ngomong kenapa kalau hujan pak wali gak turun ke lapangan. Aku gak seneng kalau turun terus diekspos. Karena saya pemuda, meskipun agak tua, 45 lah. Kalau Bu Risma dulu, dengan sosok ibu bisa dia marahin orang," tutur Eri di kantornya Balai Kota Surabaya, Sabtu (27/11/2021)

"Siapa yang mau marah ketika seorang ibu marah. Seorang wanita dengan kasih sayang, seorang ibu tidak pasti didengarkan. Kalau saya yang marahi pasti tawuran. Makanya gaya kita berbeda. Aku gak cari nama disini," imbuh Eri.

Selain tak suka diekspose, lanjut Eri, ia juga tidak nyaman saat keliling harus diikuti sejumlah wartawan. Sebab menurutnya, kegiatan kelilingnya merupakan sebuah kewajiban dan bukan untuk pamer-pameran semata.

"Saya paling tidak suka kalau kerja misal pas udan aku keliling terus aku minta diikuti, yo gak nyaman. Tapi kalau temen-teman (wartawan) ketemu saya sendiri ya gak apa-apa. Saya gak nyaman ketika kerja jadi kewajiban dan tugas saya kemudian diekspos. Saya ini dijadikan wali kota karena itu tugas itu. Lha lapo tak pamerno kerjoku," tegasnya.

"Lha sekarang kalau saya di lokasi, teriak ke dinas-dinas. Kemudian 3 bulan banjir lagi lak yo isin aku. Karena itu sekarang kenapa saya minta LPMK (lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan) mendata tempat mana saja yang banjir," sambung Eri.

Eri kemudian menyinggung banjir yang ada di kawasan Siwalankerto tempo hari. Menurut Eri, banjir yang terjadi di sana karena saluran air tidak ada. Itu kenapa kawasan di sana kerap dilanda banjir jika hujan deras turun.

"Siwalan banjir wong salurane gak ono. Kita bongkar. Jadi begini, makanya banjir itu banyak sebabnya. Satu salurannya ga jalan. Dua alhamdulilah orang Surabaya kalau bangun rumah lupa salurannya. Coba lihat di jalan-jalan banjir itu. Kayak di Jetis, rumah di pinggir jalan gak ada salurannya. Ya gak banjir gimana. Makanya nanti kalau keluarin IMB (izin mendirikan bangunan) yang benar," tukas Eri. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.