Di lahan sawah perkotaan seluas 2.000 meter persegi, Hasan Prasojo, warga Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, berhasil membudidayakan labu madu yang bibit aslinya dari negara Belanda.
Labu Madu masih atau lebih akrab disebut labu botol tergolong jenis tanaman baru di Indonesia, khususnya di Kota Probolinggo. Tidak seperti tanaman bawang merah, labu madu ini tergolong mudah dalam segi perawatannya.
Labu madu ini bisa berkembang dengan baik di daratan 15 meter di atas permukaan laut. Hanya saja saat baru tumbuh perlu air melimpah dan sinar matahari cukup.
Meski sering diserang hama kutu kebul, sejenis kupu-kupu berukuran kecil, namun dengan pemupukan organik, tanaman labu ini mampu tumbuh dan berbuah dengan maksimal.
Buah satu ini, mengandung nutrisi tinggi, antioksidan, beta karoten, vitamin A dan B komplek, cocok untuk di konsumsi semua umur, dan kandungan vitaminnya cocok untuk tubuh kita.
Hasan Prasojo, petani Labu Madu mengaku bermodal pengalamannya menanam berbagai tanaman buah, dia nekat membudidayakan buah labu.
"Untuk biaya produksi dalam 3 bulan (1 kali panen), dibutuhkan biaya sekitar 12 juta, yang terdiri dari mulai bibit, pupuk, perawatan tiap hari, hingga biaya pekerja, meski terbilang mahal, namun buah yang di hasilkan lumayan menggiurkan," ujar Hasan saat ditemui di kebunnya, Sabtu (27/11/2021).
Dalam 3 bulan, jelas dia, petani bisa memanen. Untuk lahan seluas 2.000 meter persegi atau sekitar 2,500 batang pohon, bisa menghasilkan buah labu 6 sampai 7 ton, jika dinominalkan mencapai Rp 60 juta. Setiap pohon bisa berbuah 3- 4 labu madu dengan berat total sekitar 3 kg.
Tak hanya itu, untuk harga Labu Madu perkg saat ini mencapai Rp 10.000 dan jika dikalikan dengan hasil panen, Hasan bisa meraup untung hingga Rp 60 juta.
Meski terlihat mudah, namun pertumbuhan tanaman Labu Madu tak semudah dibayangkan. Pasalnya selama masa pertumbuhan, tanaman ini kerap diserang virus gemini. Virus ini berupa sejenis kupu-kupu kecil berwarna putih dan membuat daun mengeriting.
"Selain untuk pasar lokal, yang dijual di supermarket, Labu Madu ini sebagian besar untuk pasar ekspor yakni Belanda, dan Korea," imbuh Hasan.
(fat/fat)