Sugianto mengungkapkan inisiatif mengubah sungai kotor menjadi kolam dimulai pada 2019 saat awal masa pandemi COVID-19. Situasi sulit pandemi memaksanya harus memeras otak mencari penghasilan tambahan.
Dia akhirnya menemukan ide membersihkan sungai kecil di depan rumahnya untuk dijadikan kolam.
Sungai kotor penuh sampah kemudian dibersihkan. Dengan sabar dan tekun, dia memunguti sampah di sungai selebar 2 meter itu. Sungai yang ia bersihkan sepanjang 15 meter.
"Dulu kotor sekali. Banyak sampah plastik hingga popok. Saya bersihkan sendiri," kata Sugianto, Minggu (7/11/2021).
![]() |
Setelah sungai dibersihkan, Sugianto kemudian membeli bibit ikan nila, mujaer hingga tombro senilai Rp 200 ribu. Ia tabur ribuan bibit ikan ke sungai yang sudah dijadikan kolam.
Ayah dua anak ini merawat ikan dan memberi makan rutin. Beberapa bulan kemudian, hasilnya lumayan. Ia bisa menjual ikan ke tetangga dan kerabat.
"Saya jual Rp 25 ribu/kg. Lumayan hasilnya bisa menambah penghasilan selama pandemi," terangnya.
Hingga kini, kolam sungai milik Sugianto masih terus menghasilkan cuan. Sehingga apa yang dilakukan Sugianto membudidaya ikan menular. Dua tetangganya mulai mengikuti jejaknya menebar benih ikan di sungai. Tentu saja setelah membersihkan sampah.
"Semakin banyak yang menyontoh semakin baik. Sungai kecil maupun selokan yang terlihat kotor bisa bersih. Hasilnya juga lumayan," pungkas Sugianto. (fat/fat)