Dibangun 1795, Gedung Grahadi Surabaya Masih Terlihat Kokoh dan Megah

Dibangun 1795, Gedung Grahadi Surabaya Masih Terlihat Kokoh dan Megah

Faiq Azmi - detikNews
Selasa, 23 Nov 2021 18:14 WIB
gedung grahadi
Gedung Grahadi yang masih kokoh dan terlihat megah (Foto: Faiq Azmi)
Surabaya - Gedung Negara Grahadi masih sangat kokoh meski telah berusia 2 abad lebih. Gedung Grahadi dibangun pada tahun 1795 dan menjadi tempat tinggal pejabat pemerintahan Belanda selama masa kolonial.

Mengapa bangunan Grahadi masih sangat kokoh? Ketua Surabaya Heritage Society Freddy H Istanto mengatakan bangunan Grahadi kokoh karena menjadi salah satu ciri khas pembangunan di masa Belanda.

"Belanda itu ahli di bidang konstruksi bangunan. Struktur dan konstruksi mereka sangat bagus. Bahkan pakar untuk konstruksi bangunannya bisa menahan air laut. Karena Belanda berada di bawah permukaan laut," kata Freddy kepada detikcom, Selasa (23/11/2021).

Freddy menyebut di negara Eropa pekerjaan bangunan dikerjakan oleh ahli-ahli yang mahir mengerjakan konstruksi berat. Hal itu juga yang dikerjakan di Grahadi.

gedung grahadiGedung Grahadi di malam hari (Foto: Faiq Azmi)

"Sejak zaman klasik, negara-negara Eropa ahli di bidang konstruksi berat seperti batu, batu-bata, batu alam. Negara kita ahli di konstruksi ringan seperti kayu, bambu," jelasnya.

Sementara, Kepala Biro Umum Pemprov Jatim Yanuar Rachmadi mengatakan perawatan rutin tetap dilakukan terhadap Grahadi. Seperti pengecatan, renovasi, ataupun penggantian atap jika terjadi kebocoran.

"Kalau cat itu setahun sekali. Kalau atap-atap kita setiap ada yang mau bocor atau sudah bocor pasti langsung diganti. Tapi kalau renovasi itu sesuai kebutuhan saja, dan sejak saya menjabat belum ada renovasi sampai mengubah sudut bangunan, gak pernah," kata Yanuar.

"Hanya kalau pergantian walpaper dinding, itu masih ada. Terus beberapa tahun lalu ganti karpet," sambungnya.

Dikutip dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Gedung Grahadi dibangun pada tahun 1795. Di masa kolonial, Gedung Grahadi mayoritas dihuni oleh pejabat pemerintahan dari Belanda. Penghuni awal Grahadi adalah Dirk van Hogendoorp, seorang penguasa Jawa bagian timur (Gezahebber van Hat Oost Hoek). Pada tahun 1799, Gedung Grahadi ganti ditempati oleh Fredrik Jacob Rothenbuhler sampai tahun 1809.

Selanjutnya pada tahun 1810 atau saat masa pemerintahan Herman William Deandels, Gedung Grahadi direnovasi menjadi empire style atau Dutch Collonial Villa.

Desain Grahadi merupakan arsitektur neo klasik Perancis yang dituangkan secara bebas di Indonesia sehingga menghasilkan gaya Hindia Belanda bercorak kolonial. Kemudian, pada tahun 1870, Grahadi digunakan untuk rumah Residen Surabaya.

Saat Jepang berkuasa di Surabaya, Grahadi digunakan untuk rumah Gubernur Jepang (Syuuchockan Kakka). Setelah Indonesia merdeka, Grahadi ditempati sebagai rumah dinas Gubernur Jatim hingga saat ini. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.