Ini Sejarah Gedung Grahadi Surabaya, Dibangun 1795

Ini Sejarah Gedung Grahadi Surabaya, Dibangun 1795

Faiq Azmi - detikNews
Selasa, 23 Nov 2021 17:07 WIB
gedung grahadi
Gedung Grahadi (Foto: Faiq Azmi)
Surabaya -

Warga Jawa Timur khususnya Kota Surabaya pasti mengenal Gedung Negara Grahadi? Ya, Grahadi merupakan salah satu bangunan peninggalan masa Belanda yang masih eksis di Kota Surabaya hingga saat ini.

Gedung Negara Grahadi sehari-hari difungsikan sebagai tempat Gubernur Jatim menerima tamu-tamu kenegaraan, pemerintahan, hingga tamu lainnya. Di areal Gedung Grahadi, juga terdapat rumah dinas Gubernur Jatim yang lokasinya berada di sisi timur bangunan.

Dikutip dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Gedung Grahadi dibangun pada tahun 1795. Di masa kolonial, Gedung Grahadi mayoritas dihuni oleh pejabat pemerintahan dari Belanda. Penghuni awal Grahadi adalah Dirk van Hogendoorp, seorang penguasa Jawa bagian timur (Gezahebber van Hat Oost Hoek). Pada tahun 1799, Gedung Grahadi ganti ditempati oleh Fredrik Jacob Rothenbuhler sampai tahun 1809.

Selanjutnya pada tahun 1810 atau saat masa pemerintahan Herman William Deandels, Gedung Grahadi direnovasi menjadi empire style atau Dutch Collonial Villa.

gedung grahadiFoto: Faiq Azmi

Desain Grahadi merupakan arsitektur neo klasik Perancis yang dituangkan secara bebas di Indonesia sehingga menghasilkan gaya Hindia Belanda bercorak kolonial. Kemudian, pada tahun 1870, Grahadi digunakan untuk rumah Residen Surabaya.

Saat Jepang berkuasa di Surabaya, Grahadi digunakan untuk rumah Gubernur Jepang (Syuuchockan Kakka). Setelah Indonesia merdeka, Grahadi ditempati sebagai rumah dinas Gubernur Jatim hingga saat ini.

Ketua Surabaya Heritage Society Freddy H Istanto mengatakan, Grahadi dibangun oleh kolonial Belanda 226 tahun silam atau lebih dari dua abad.

"Pastinya dibangun oleh Pemerintahan Belanda, pola ruang di Grahadi, termasuk di luar gedung utama khas Eropa sekali," kata Freddy kepada detikcom, Selasa (23/11/2021).

Di bagian depan bangunan Grahadi, lanjut Freddy, tata letak bangunannya simetri. Di mana ada penyangga di bagian tengah sehingga komposisi bangunannya sangat seimbang.

Freddy menjelaskan bukti nyata bahwa Grahadi dibangun oleh pemerintahan Belanda, terlihat dari adanya jalan setapak di bagian belakang Grahadi yang terhubung langsung ke Sungai Kalimas.

"Bangunan ini hadapnya dua arah. Satunya ke sungai, tipikal bangunan-bangunan di Belanda, sungai itu penting, karena transportasi umum zaman dulu itu lewat sungai," jelasnya.

"Dari ujung Tanjung Perak sampai dengan Jagir. Bangunan-bangunan penting itu hadap sungai, di Amsterdam juga demikian," lanjutnya.

Freddy menambahkan, Grahadi juga menjawab desain bangunan yang sesuai iklim tropis.

"Lihat banyak sekali pintu, jendela-jendela, dengan bukaan yang sangat lebar," tandas Freddy.

Halaman 2 dari 2
(iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.