Kanit Laka Lantas Polrestabes Surabaya Iptu Anwar menjelaskan kecelakaan yang terjadi pukul 03.45 WIB ini bermula dari kendaraan yang melaju dari arah barat ke timur. Lalu, di sebelah TKP, sopir kaget ada proyek pembangunan gorong-gorong Pemkot Surabaya.
"Sampai di sebelah TKP ada proyek, akhirnya ya mungkin kan itu dekat tikungan, dia mungkin setengah agak kaget akhirnya setelah melewati water barrier itu banting kiri. Habis itu mobil oleng," ungkap Anwar di Surabaya, Selasa (23/11/2021).
Lalu setelah oleng dan menghantam trotoar, pikap sempat menabrak kayu dan kemudian tercebur ke danau.
Usai pikap tercebur, penumpang bernama Alvan (18), warga Wiyung ditemukan tewas. Sedangkan pengemudi pikap Farel Putra Hadi Dinata (19), warga Babatan, Wiyung ditemukan dalam kondisi sadar.
Anwar menduga penumpang sempat tertidur saat kecelakaan terjadi. Sehingga dia tidak sempat menyelamatkan diri.
"Itu mungkin dia posisi tidur kan pagi hari ya. Mungkin waktu tidur dan saat kejadian itu sopir menghantam kayu pohon itu, akhirnya si driver itu bisa turun. Nah yang korban meninggal dunia," papar Anwar.
"Airnya nggak terlalu dalam kok. Cuma mungkin itu tadi sudah masuk air dalam posisi tidak siap atau tidur akhirnya meninggal," imbuhnya.
Sementara itu saat disinggung soal pikap yang berpelat merah, dia menyebut pikap tersebut biasa digunakan di proyek Sungai Brantas. Saat kejadian, pikap tidak memuat apapun.
"Nggak bawa muatan, itu kan bantu-bantu omnya di proyek kali Brantas. Jadi dia dipake pinjam sama omnya mungkin. Yang meninggal itu teman SMP, teman main. Saya cek ke orang tua driver yang satunya dirawat di RS itu teman SMP. Diajak main ya mungkin kemalaman," jelas Anwar.
Di kesempatan ini, Anwar mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengendarai kendaraan, terutama saat ada proyek pengerjaan jalan.
"Jadi diharapkan kan ada proyek yang belum selesai untuk masyarakat yang melintas di sana agar hati-hati untuk proyeknya dekat tikungan kita harapkan tidak ada kecelakaan terjadi kembali," harap Anwar. (hil/iwd)