Banyak pasien yang memilih berobat ke negara tetangga. Bahkan sebelum pandemi, devisa dari sektor kesehatan mencapai Rp 100 triliun ke luar negeri.
Sebagai RS baru di Surabaya, Mayapada Hospital ingin menekan devisa ke luar negeri untuk berobat. Bahkan sebaliknya, menarik pasien dari negara lain untuk memilih berobat di fasilitas kesehatan di Indonesia, khususnya Surabaya.
Group CEO Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir mengatakan, ada 7 layanan kesehatan unggulan di Mayapada Hospital. Salah satu yang ditonjolkan adalah kardiologi jantung. Sebab tak banyak dokter spesialis jantung.
"Tujuh unggulan kami, salah satu yang kami tonjolkan itu masalah kardiologi jantung. Kami komitmen dengan dokter yang senior dan berpengalaman di Surabaya ini, dan mereka sudah siap bergabung. Tim kardiologi sangat kuat dan siap untuk menjadi unggulan ke depannya," kata Jonathan kepada detikcom di Mayapada Hospital, Selasa (23/11/2021).
Layanan unggulan lainnya yang siap bersaing dengan RS luar negeri adalah Tahir Neuroscience Center (Saraf dan penanganan bedah), Cardiovascular Center (Jantung dan bedah jantung), Gastrohepatology Center (Saluran cerna), Orthopedic Center (Tulang dan Trauma), Tahir Uro-Nephrology Center (Ginjal dan Saluran Kemih), Oncology Center (Penanganan Kanker), Women and Children Center (Ibu dan Anak), Internal Medicine & Pulmonology (Penyakit Dalam & Paru), dan layanan Medical Check-Up (MCU).
Menariknya, layanan unggulan MCU One Stop Service Medical Check Up berstandar internasional. Didukung oleh dokter-dokter multi spesialisasi yang lengkap. Mulai dari dokter spesialis hingga sub-spesialis.
Sehingga, lanjut Jonathan, fasilitas kesehatan unggulan ini bisa mengurungkan niat pasien untuk pergi berobat ke luar negeri. Sebab, di Indonesia memiliki pelayanan dan dokter yang tak kalah bagus dengan negara tetangga.
"Keterbatasan orang ke luar negeri mau ga mau harus mencari dokter. Banyak cerita dari dokter spesialis, banyak orang-orang terkenal pun, dirawat di sini. Mereka sudah mencoba tren kesehatan di Indonesia tidak kalah dengan di luar negeri. Mereka merasa di asing lebih percaya pada dokter dan RS. Dengan Mayapada Hospital ini bisa memberikan confidence kenyamanan untuk pasien, dan dokter terbaik spesialis di bidangnya," jelasnya.
"Medical tourism menjadi suatu hal yang menarik. Kita menekan laju devisa pasien ke luar negeri. Kita juga menarik pasien dari luar negeri ke Indonesia untuk berobat dan liburan," tambahnya.
"Di sini kita siap wave berikutnya, kita punya ruang operasi dengan tekanan negatif, karena sangat penting untuk dokter untuk menjamin safety. Karena kalau tidak tekanan negatif, risiko tinggi penyebaran virus dan bakteri. Ini untuk meyakinkan pasien dan dokter bahwa di sini keamanannya terjaga. Untuk COVID-19-nya berkaca dari tahun lalu ada lonjakan dan kita sudah siapkan. Oksigen kita siapkan jangan sampai ada kekurangan," pungkasnya.
Sementara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya membutuhkan tambahan layanan kesehatan yang bersifat kuratif. Selain itu juga menekan devisa berobat ke luar negeri.
"Bisa meyakinkan calon pasien yang biasanya merasa percaya diri ketika dilayani RS di luar. Ada kecenderungan segmen tertentu ketika mereka berobat ke RS luar negeri. Bisa memberi penguatan keyakinan bahwa dilayani di sini tak kalah baik. Market yang disasar berharap ini akan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat. Berobat ke luar negeri mencapai Rp 34 T angka besar. Devisa itu ga usah ke luar," pungkasnya.