"Disuntikkan di daerah situ (Vagina) supaya otot daerah vagina dapat terjadi relaksasi," jelasnya.
Injeksi botox sendiri, tambah dia, tujuannya untuk mengurangi kontraksi di seputar otot-otot vagina.
"Karena vaginismus bukan hanya masalah psikologis saja. Tapi merupakan masalah yang ditandai dengan adanya kontraksi involunter (tidak disengaja) di daerah otot vagina saat melakukan hubungan seksual (Saat akan penetrasi)," lanjutnya.
Menurunya, suntik botox bisa dilakukan setiap 4-6 bulan sekali, tergantung kebutuhan pasien. Namun ada juga pasien yang hanya sekali suntik botox sudah menunjukkan kemajuan.
"Tergantung mereknya, antara Rp 3-4 juta. Botox bisa sekali, nanti bisa dilakukan ulang selama 4-6 bulan bila memang diperlukan," pungkasnya.
Terapi suntik botox ini harus dilakukan dokter spesialis dengan prosedur medis. Selain itu dibutuhkan tim anastesi. Tanpa anastesi, dokter akan kesulitan melakukan tindakan dikarenakan kondisi vaginismus level tinggi tidak memungkinkan pemeriksaan tanpa anastesi.
(fat/fat)