Sebelumnya, kisah haru perjuangan pasutri pejuang dua garis biru ini diunggah dr Benediktus A MPH SpOG(K) di akun instagramnya @drbennyarifin.
Dokter Benny menceritakan, dirinya sangat bahagia bisa menjadi bagian dari perjalanan pasutri ini.
"Bagi saya, momen ini merupakan pengalaman dan berita gembira. Tuhan memberikan lagi kesempatan kepada saya untuk menyaksikan kuasaNya yg luar biasa melalui pasangan ini. Ini juga sekaligus menjawab beragam pertanyaan dan keraguan tentang berapa lama Embryo bisa disimpan. Jawabannya: belum ada batasan waktu tertentu," kata dokter Benny.
Dokter muda kelahiran Palangkaraya ini memberikan saran bagi pasutri yang ingin menyimpan embrio untuk program bayi tabung.
"Sering orang khawatir tentang embrio yang disimpan. Cerita pasutri tersebut menunjukkan bahwa embrio yang telah disimpan enam tahun masih baik. Anak pertama laki-laki tahun 2016 dan anak kedua perempuan lahir 2021. Sebenarnya 'umur'nya sama karena dari embrio sejak 2015," ungkapnya.
Tak hanya itu, dokter Benny juga memberikan pesan bagi pejuang dua garis biru yang sedang menanti buah hati. Dia berpesan agar pasutri harus selalu berdoa dan berusaha.
"Selalu Berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Jangan berhenti berusaha. Dan bersyukur atas setiap apa yang ada. Berdoa, berusaha, dan bersyukur," pesannya.
Dia menyebut unggahannya ini hanya ingin memberikan inspirasi bagi pasutri yang merencanakan program hamil.
"Semoga cerita ini menginspirasi dan membangkitkan semangat semua pasangan yang sedang merencanakan kehadiran buah hati, apalagi yang masih memiliki frozen embryo transfer," tambahnya.
(hil/fat)