PBNU akan menunda Muktamar NU di Lampung pada Desember 2021 mendatang. Rencana Penerapan PPKM level 3 se-Indonesia oleh pemerintah menjadi alasan utama Muktamar NU ditunda.
"Maka, dalam konteks itu, PBNU nanti akan memutuskan kapan kapan, meskipun sudah aspirasi yang menyampaikan aspirasi bahwa mundur bertepatan dengan hari baik, yaitu tanggal 31 Januari 2022, di mana bertepatan dengan harlah NU," kata Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini saat dihubungi, Kamis (18/11/2021).
Mendengar pertanyaan itu pengurus PBNU dan PWNU Jatim angkat suara. Mereka menyatakan melarang penyelenggaraan Muktamar NU ditunda.
Wakil Ketua PWNU Jatim KH Ahmad Fahrur Rozi menyebut wacana tertunda-tunda yang disampaikan Sekjen PBNU masih sebatas pernyataan sepihak. Sebab saat ini, PBNU belum melakukan rapat dan masih menunggu Arahan dari Rais Am.
"Ya, jadi itu bukan tanggapan dari Pak Helmy ya sebagai sekjen. Tapi panitia, selaku ketuanya Pak Imam Azis bahwa itu keputusan. Karena masih menunggu rapat PBNU untuk menunggu Arahan dari Rais Am sebagai pemimpin tertinggi di NU," terang Fahrur kepada detikcom, Kamis (18/11/2021).
Pria yang akrab disapa Gus Fahrur itu kemudian mengusulkan jika memang tidak bisa sesuai jadwal, bisa dipilih dua opsi pelaksanaannya. Yakni dimajukan atau online. Sebab saat ini kondisinya masih terkendali. Dia kemudian memberikan contoh pelaksanaan PON di Papua yang bisa dihelat dengan sukses.
"Kita berharap maju saja. Karena ini situasi masih terkendali dan berkaca pada pelaksanaan PON kemarin. Itu kan bahkan akbar nasional dan bisa dilaksanakan. Atau kalau cuma masalahnya untuk menghindari liburan akhir tahun, ya sudah kita majukan saja," jelasnya.
Gus Fahrur mengungkapkan jika pelaksanaan Muktamar NU ditunda, maka regenerasi di PBNU tak akan bergerak. Tak hanya itu, kepengurusan PBNU juga akan menjadi bertambah setahun lagi.
"Kita ingin segera selesai. Jadi pengkaderan akan bergerak. Kita tidak ingin menghabiskan waktu terus seperti ini. Kita ingin segera menyelesaikan sesuai aturan. Jabatan itu kan 5 tahun ini sudah lebih 1 tahun, masak mau lebih 1 tahun lagi," papar Gus Fahrur.
Sementara Rais 'Am PBNU KH Miftachul Akhyar justru menyebut, Muktamar kemungkinan dimajukan dari jadwal.
"Ndak ditunda, (tapi) maju malahan. Bukan ditunda, kalau ditunda, kan malah 2022 nantinya," kata Kiai Miftachul di Surabaya.
Miftachul menjelaskan, jika penyelenggaraan Muktamar PBNU mundur, maka bisa menjadi tone negatif di mata publik. Pihak PBNU masih mematangkan waktu apabila Muktamar dimajukan.
"Kita masih upayakan (dimajukan), untuk ngimbangi berita viral katanya ditunda. Saya katakan tidak (belum pasti). Kita nanti ketemu pengurus (PBNU), jadi ini belum berita pasti," katanya.
Ketum MUI ini menegaskan, sesuai hasil Munas, Muktamar PBNU akan diselenggarakan tahun 2021. "Otomatis maju monggo, kita pilih maju saja, ya sebelum (PPKM 24 Desember), pokoknya tidak menabrak PPKM-nya pemerintah," terangnya.
Pengasuh Ponpes Mifthacus Sunnah Surabaya ini menambahkan, jika Muktamar NU diundur maka bisa berdampak negatif. Apalagi, setelah libur Nataru, belum tentu pandemi COVID-19 naik atau turun.
"Kemungkinan maju, dan efeknya ke belakang negatif. Kalau maju malah positif. Kalau malah mundur), setelah liburan malah dikhawatirkan COVID-19. NU harus siaplah dimajukan," pungkasnya.