Situs Pandegong terletak di tengah persawahan Dusun Kwasen, Desa Menganto. Struktur purbakala ditemukan di lahan aset desa tersebut. Sejak tahun 2017, situs ini sebagian besar ditemukan masih tertutup.
Ekskavasi Situs Pandegong digelar tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim selama 10 hari saja, 12-21 November 2021. Penggalian arkeologi untuk mengupas lahan 12x12 meter persegi tersebut didanai Pemkab Jombang.
![]() |
Hingga hari, ekskavasi, para arkeolog telah bekerja keras untuk tangga dan sebagian bangunan utama. Bangunan tangga berbahan bata merah kuno memiliki ukuran panjang barat ke timur 210 cm, lebar selatan ke utara 230 cm dan tinggi pipi tangga 100 cm.
Struktur tangga tersebut menuju ke bangunan utama candi. Struktur utama yang sudah nampak membentang dari utara ke selatan sepanjang 7,7 meter, tinggi 180 cm atau 24 lapis bata merah kuno.
"Tinggi tangga belum bisa kami pastikan karena anak tangganya hilang. Namun, sudah ada kepastian pintu masuknya di sisi barat," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Pandegong Vidi Susanto kepada wartawan di lokasi, Rabu (17/11/2021).
Dinding tangga candi di Situs Pandegong, lanjut Vidi, mempunyai hiasan dengan motif palang Yunani. "Motifnya ada simetrisitas. Di sisi selatan kami temukan motif hias palang Yunani, sisi utara kami temukan sisa-sisa palang Yunani," terangnya.
Vidi yakin candi di Situs Pandegong merupakan bangunan suci aliran Hindu Siwa. Teori ini didukung temuan batu yoni dan dua arca. Hanya saja ia belum bisa memastikan situs purbakala ini peninggalan Majapahit atau kerajaan yang lebih tua.
"Ini candi tempat pemujaan untuk alirannya Hindu Siwa. Berdasarkan temuan permukaan sebuah yoni, lingganya belum ditemukan, temuan arca-arca bisa ada pembanding. Misalnya dengan Candi Singosari ada relung-relung, sisi barat dua, lalu sisi utara, timur dan selatan. Di tengah sebagai tempat meletakkan pusat sembahan," tandasnya. (iwd/iwd)