Kepala Disparbudpora Pemkab Blitar, Suhendro Winarso menyebut, relief Kresnayana di Candi Penataran menginspirasi seniman membuat pagelaran sendratari dengan durasi sekitar 50 menit.
"Relief Kresnayana di Candi Penataran menginspirasi para seniman membuat pagelaran sendratari ini. Kami berupaya menjadikannya agenda tahunan yang nanti akan melibatkan seniman luar Blitar juga," kata Hendro, Kamis (11/11/2021).
Sejak dilaunching November 2019 lalu, sudah 5 kali pagelaran seni kolosal ini digelar. Terakhir digelar terbuka, pada 14 Maret 2020 di amphiteater Penataran dengan kapasitas tempat duduk 2.000. Antusias penonton luar biasa, hingga penonton membludak sampai luar area.
Sajian Festival Kresnayana ini memang dibuat tampil beda. Berbeda dengan sendratari di panggung-panggung rakyat. Performance penari dan dialog yang disajikan dikemas kolaborasi versi millenial.
Seperti sosok Kresna atau Janaka jika umumnya tutur bahasanya sangat lemah lembut dan pelan. Di panggung yang disiarkan virtual di situs resmi Pemkab Blitar ini penonton bisa melihat Janaka dengan tutur bahasa kekinian. Begitu juga dengan sosok Bima atau Werkudara dan tokoh-tokoh dalam Barathayuda lainnya.
Hendro menilai, seni harus menyesuaikan zaman. Tapi tidak boleh keluar pakem. Seperti saat pandemi seperti saat ini, masyarakat bisa tetap menikmati pentas seni dengan menyaksikan siaran langsung yang lokasinya tidak diumumkan ke publik. Selain itu, even ini merupakan upaya agar para seniman tari tetap berdaya kala pandemi melanda.
"Kalau lokasinya kita kasih tahu, nanti orang berbondong-bondong ke sini. Saat ini melibatkan total 80 seniman. Itu penari dan wiyogonya. Kami atur dengan prokes ketat. Kalau belum giliran nari ya mereka di luar gedung," ungkapnya.
Pada Festival Kresnayana Rabu (10/11) malam, berjudul "Gita Sri Narayan". Sendratari kolosal ini menceritakan kedamaian adalah hakekat perjalanan hidup setiap manusia. Kresna sebagai titisan Dewa Wisnu membawa misi perdamaian dunia, hingga membawa keputusan terakhir mempersembahkan perang Bharatayudha dalam pendarmaan suci antara Pandawa dan Kurawa. Kresna sebagai sang pencerah, membawa ajaran suci melalui Bhagawatgita.
Hendro berharap, kemasan pagelaran seni kolosal ini bisa menyampaikan nilai-nilai luhur Kresna kepada generasi mendatang.
"Kami bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Pemprov Jatim untuk rutin menggelar Festinal Kresnayana ini. Ke depan, tak hanya seniman Blitar yang kami libatkan, tapi juga seniman luar daerah," pungkasnya.