Banjir Bandang Bawa Material di Kota Batu, Ini Kata Tahura Raden Soerjo

Banjir Bandang Bawa Material di Kota Batu, Ini Kata Tahura Raden Soerjo

Muhammad Aminudin - detikNews
Rabu, 10 Nov 2021 15:09 WIB
Batang kayu yang terbawa banjir bandang di Kota Batu
Banjir bandang membawa material di Kota Batu (Foto: Muhammad Aminudin/detikcom)
Batu - Banjir bandang di Kota Batu membawa serta material lumpur dan batang kayu. UPT Taman Hutan Rakyat (Tahura) Raden Soerjo angkat bicara soal keberadaan pohon-pohon besar tersebut.

Kepala UPT Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi mengatakan, pohon besar yang terbawa banjir belum dapat dipastikan asalnya. Bisa jadi kayu-kayu itu sebelumnya mengalami pelapukan kemudian mati secara alami dan jatuh menutupi alur sungai, atau terbawa longsor saat hujan deras terjadi.

"Kami tidak dapat memastikan dari mana kayu itu berasal, mungkin saja kayu-kayu besar itu hasil pelapukan yang mati dan jatuh sehingga menutupi badan sungai, ataupun mungkin karena terjadinya longsor selain membawa material tanah mungkin juga vegetasi yang ada di atasnya seperti contoh kayu tadi," ujar Wahyudi ditemui di kantornya Jalan Simpang Panji Suroso, Kota Malang, Rabu (10/11/2021).

Wahyudi menyebut, sepanjang alur sungai atau sungai musiman tersebut merupakan kawasan yang harus dilindungi dan dijaga.

Lokasi yang dimaksud merupakan tebing sangat curam, kemudian juga mungkin akar kayu sudah mati tidak kuat mengikat tanah akan mudah longsor saat terjadinya angin ataupun hujan. Sehingga mungkin akan mudah longsor ketika terjadi angin ataupun terjadi hujan.

"Tapi yang jelas memang di wilayah tersebut, tebing atau jurangnya sangat ekstrem, sehingga saat hujan deras risiko longsornya akan sangat tinggi," bebernya.

UPT Tahura Raden Soerjo mengaku telah melakukan penelusuran sepanjang alur sungai. Dan dipastikan tidak ditemukan titik longsor ataupun perambahan hutan di wilayahnya.

"Kami sudah mengidentifikasi di area tersebut, dan kami tidak terdapat bekas-bekas longsoran ataupun bekas perladangan di wilayah Tahura Raden Soerjo," tegasnya.

Wahyudi mengakui, ada kebakaran hutan di tahun 2019 lalu. Namun bukan berarti kayu-kayu besar terbawa banjir bekas kebakaran hutan. Karena titik kebakaran berada di ketinggian 2.000 mdpl ke bawah. Selain kawasan Tahura, titik kebakaran juga berada di kawasan lain (Perhutani).

"Tapi kawasan Tahura Raden Soerjo yang berada sekitar sana (Batu) yang terbakar, tidak terlalu luas. Dan setelah itu, karena tidak dilakukan pembukaan ataupun kegiatan-kegiatan yang kontra produktif di kawasan konservasi, maka hasil analisis vegetasi kami menggunakan citra satelit, terlihat bahwa kondisi vegetasinya kembali membaik setelah kebakaran tersebut," sebutnya.

Kawasan Pusung Lading perbukitan berbentuk keris yang berada di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu disebut merupakan titik terparah terjadinya longsor. Pepohonan diduga telah mati secara alami, jatuh menumpuk dan membendung alur sungai. Saat banjir terjadi hujan deras mengakibatkan longsor dan membawa serta kayu-kayu yang membentuk bendungan itu.

"Titik wilayah itu namanya Pusung Lading, perbukitan sangat curam. Diduga ketika hujan deras terjadi longsor di sana, material tanah dan kayu kemudian terbawa ke hilir," ungkapnya.

Saat banjir bandang menerjang wilayah Bumiaji, Kota Batu, Kamis (4/11/2021) lalu. Material tanah dan kayu memporak-porandakan puluhan rumah warga. Lumpur, bebatuan serta batang-batang kayu besar bisa ditemukan di lokasi banjir bandang.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.