600 Hektare Hutan di Kota Batu Beralih Fungsi

600 Hektare Hutan di Kota Batu Beralih Fungsi

Muhammad Aminudin - detikNews
Rabu, 10 Nov 2021 14:22 WIB
Alih fungsi hutan lindung menjadi lahan sayur di Lereng Arjuno
Alih fungsi hutan lindung jadi lahan sayur di Lereng Arjuno/Foto: Istimewa (Dok Profauna Indonesia)
Batu - Alih fungsi hutan diduga jadi salah satu penyebab banjir bandang di Kota Batu. Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Malang mengakui memang ada peralihan fungsi hutan lindung menjadi lahan pertanian di wilayahnya.

Administratur Perum Perhutani KPH Malang, Candra Musi mengatakan, kawasan hutan yang dikelola Perhutani di wilayah Kota Batu seluas 6 ribu hektare. Sementara untuk hutan lindung 2900 hektare, dan 3 ribu hektare untuK hutan produksi.

"Yang menjadi sasaran strategis, untuk gerak cepat adalah 600 hektare, akan saya identifikasi sektor itu. Berapa yang ada lahan penggarapan pertaniannya," ungkap Candra Musi kepada wartawan, Rabu (10/11/2021).

Namun, Candra menyebut keberadaan lahan pertanian di wilayahnya tersebut, bukan merupakan alih fungsi hutan. Melainkan perubahan alih fungsi hutan dari satu fungsi ke fungsi lainnya, sesuai amanat undang-undang serta peraturan menteri.

"Dalam pengelolaan hutan ada tiga fungsi, pertama fungsi konservasi, untuk melindungi satwa dan tumbuhan. Kedua fungsi lindung, untuk melindungi meteorologi, kesuburan tanah dan iklim. Ketiga fungsi produksi, yang memang diperuntukkan untuk diambil produksinya," bebernya.

Sementara hutan produksi ada dua yakni hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu.

"Di hutan produksi inilah ada namanya tebangan dari hasil hutan kayu maupun non kayu seperti getah atau rotan. Tapi tidak menutup kemungkinan kita ada namanya agroforestry, tanaman buah-buahan itu yang namanya fungsi hutan," sambungnya.

Candra mengaku, peralihan fungsi hutan menjadi lahan garapan akan dievaluasi kembali. Di sana, memang ada masyarakat yang menanam untuk sayuran.

"Yang terjadi di sini adalah perlu kita identifikasi ulang ada namanya penggarapan lahan oleh teman-teman kita masyarakat gitu ya. Untuk tanaman sayur-sayuran itu ada," akunya.

Menurut Candra, kondisi itu akan menjadi PR untuk segera diselesaikan, dengan melibatkan desa, masyarakat, instansi terkait untuk alih komoditi.

"Jangan tanaman semusim tetapi tanaman tahunan. Sehingga akan memperkuat permukaan tanah, yang akan mengurangi yang namanya run off atau tanah yang terbawa oleh air yang nanti terjadi timbunan di hilir, itu yang penting," tuturnya.

Candra menyebut, dari 600 hektare yang beralih fungsi tersebut hanya sekitar 100 hektare menjadi lahan pertanian. Akan tetapi kondisi bukan murni lahan kosong, karena masih ada pepohonan.

"Memang dulunya adalah hutan, ada 100 hektare yang digarap sebagai lahan pertanian. Tetapi bukan lahan kosong masih ada pepohonan di sana," tegasnya.

Candra menambahkan, pihaknya tidak lagi melakukan penebangan sejak 2005. Karena Batu merupakan catchment area (tangkapan air) yang perlu dipertahankan.

"Kita tahu di sini (Batu) merupakan catchtmen area harus dipertahankan. Air itu menjadi perhatian utama kami karena curah hujannya yang cukup tinggi," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.