Makam guru Pahlawan Nasional WR Supratman, Willem Martinus (WM) Van Eldik ada di Tulungagung. Tepatnya di komplek Makam Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung. Kuburan pria yang memiliki nama Jawa WM Sastrodiharjo itu berada di sisi selatan komplek makam.
Di atas pusara terdapat tulisan "W.M. Sastrodiharjo, Lahir : Tulungagung, 6 - 10 - 1882 dan Wafat: Tulungagung, 5 - 5 - 1954" serta tulisan "Guru Musik WR Supratman, Pencipta Lagu Indonesia Raya, Dep Pen Kabupaten Tulungagung No 990/E II/ IV / 78 . TGL 8 4 1978".
Makam tersebut berada dalam pagar besi, berdampingan dengan makam MBF v Eldik. Di atas pusara terdapat tulisan yang disematkan oleh Depertemen Penerangan dan menjelaskan jika WM Van Eldik merupakan guru musik WR Supratman.
Namun sayang kondisi makam guru WR Supratman saat Hari Pahlawan 10 November itu tampak kurang terawat, rumput liar tumbuh di sekitar pusara. Kondisi itu diakui juru kunci Makam Ngujang Ribut Katenan.
"Iya, memang bisa dikatakan kurang terawat," kata Juru Kunci Makam Ngujang, Ribut Katenan kepada wartawan, Rabu (10/11/2021).
Menurutnya kondisi itu jauh berbeda dengan kondisi pemakaman milik Desa Ngujang serta punden atau petilasan yang berada di sisi utara.
"Yang di sana walaupun hanya punden dirawat dengan baik, lebih-lebih ini ada kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia," ujarnya.
Lihat juga video 'Kecewanya Peziarah di TPU Tegal Alur: Yang Larang Itu Salah!':
Menurutnya meskipun berada dalam satu komplek pemakaman Ngujang, namun lokasi tersebut terbagi menjadi du. Di sisi utara menjadi makam Desa Ngujang, sedangkan sisi selatan merupakan makam warga Desa Tapan.
Meskipun terkesan kurang terawat, pihaknya meyakini keberadaan makam itu diketahui oleh pemerintah. Sebab di atas pusara terdapat tulisan yang disematkan oleh Departemen Penerangan dan menjelaskan jika WM Van Eldik merupakan guru musik WR Supratman.
Ribut menjelaskan, selama ini makam WN Van Eldik jarang dikunjungi oleh peziarah. Kalaupun ada hanya oleh komunitas sejarah atau pelajar yang sengaja datang pada momen hari kemerdekaan.
"Kadang saat hari kemerdekaan ada yang mengheningkan cipta di sini, atau upacara kecil," imbuhnya.
Terkait sejarah mengenai WM Van Eldik pihaknya mengaku tidak data secara rinci, Ia pun tidak berani menjelaskan kepada wartawan maupun masyarakat. Sebab jika salah, dapat menjadi informasi yang menyesatkan, karena menyangkut sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Ribut berharap ada kepedulian dari pemerintah maupun para pemangku kebijakan, terkait makam guru musik WR Supratman itu. Sehingga jejak pelaku sejarah tersebut tidak hilang dari Tulungagung.
"Minimal nanti bisa dipasang papan informasi, sebagai edukasi atau pembelajaran, biar masyarakat tahu jika tempat ini ada sejarah besar terkait bangsa ini," jelasnya.