BMKG Malang mengingatkan kewaspadaan masyarakat akan fenomena La Nina dan peningkatan risiko bencana hidrometeorologi. Kondisi ini berpotensi banjir bandang hingga longsor hingga Februari 2022.
Hal ini berdasarkan monitoring perkembangan terbaru kondisi suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan pada perkembangan terbaru kondisi suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.
Seperti, indeks ENSO (indikator El Nino/La Nina) pada Oktober 2021 menunjukkan nilai -0.96 dalam kondisi La Nina lemah.
"Kondisi ini berpotensi terus berkembang dan diprakirakan akan berlangsung hingga Februari 2022," tulis Kepala Stasiun Kimatologi BMKG Malang, Anung Suprayitno dalam keterangannya yang dilihat detikcom, Jumat (5/11/2021).
Selain itu dampak La Nina di Jatim meningkatkan curah hujan. Yakni bisa lebih dari 40% di atas normalnya pada periode September-Oktober-November 2021.
"Sedangkan pada periode puncak musim hujan (Desember 2021-Januari 2022-Februari 2022) kenaikan tertinggi mencapai 20% di atas normalnya," ujarnya.
Simak video 'BMKG: Sudah 28% Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan':
Berikut antisipasi kondisi fenomena La Nina:
1. Perlu mewaspadai cuaca ekstrem khususnya hujan lebat pada masa peralihan hingga periode musim hujan 2021/2022 yang berpotensi menimbulkan banjir bandang, longsor, dan peningkatan sedimentasi waduk.
2. Peningkatan potensi hujan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menambah luas tanam, melakukan panen air hujan, dan mengisi waduk/danau/embung yang berguna untuk periode musim kemarau yang akan datang.
3. Peningkatan kerjasama antar daerah untuk pengurangan risiko bencana hidrometeorologi lintas batas kabupaten dan provinsi.
"Perubahan kondisi cuaca dan iklim yang signifikan akan diinformasikan lebih lanjut," tutupnya.