Mujiyanto mengatakan awalnya perahu melaju seperti biasa. Namun tiba-tiba perahu tersebut miring bersamaan dengan tiga motor tercebur ke dalam sungai.
"Saat perahu memotong arus Sungai Bengawan posisi miring dan ada tiga motor yang tercebur ke arah kanan," kata Mujiyanto, Kamis (4/11/2021).
Usai perahu miring, air sungai yang masuk pun tidak terbendung. Air yang masuk terlalu banyak mengakibatkan perahu tenggelam. "Bersamaan dengan air masuk ke dalam perahu dan sekaligus perahu langsung tenggelam," imbuhnya.
Saat itu, Mujiyanto mengisahkan jika dirinya dalam keadaan sadar dan bisa berenang. Lalu, dia mengajak Toro untuk mengikuti arus sungai atau mengintir. Namun Toro tidak mau dan memaksa berenang ke tepi sungai karena dinilai lebih dekat.
Mujiyanto akhirnya tetap memilih hanyut terlebih dahulu. Saat hanyut, dia sempat melihat kernet atau operator perahu, Mardiani yang hanyut lebih jauh dari dirinya. Lalu, Mujiyanto ditolong penambang
pasir.
"Jaraknya 1 kilometer dari lokasi," pungkasnya.
Sebelumnya, kejadian perahu tambang tenggelam ini terjadi pada Rabu (3/11) pagi. Perahu tambang membawa penumpang dan kendaraan menyeberang dari Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Bojonegoro dan Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. (sun/bdh)