Atap rumah berbahan kayu roboh dan nyaris menimpa penghuni rumah. Satu petak rumah itu dihuni oleh dua keluarga. Sementara bangunan yang roboh berada di bagian barat hingga ke belakang.
Kondisi rumah memang sudah tak layak huni, sebagian besar bangunan rumah sudah lapuk. Kondisi ini diperparah dengan hujan deras yang mengguyur Kota Malang beberapa hari terakhir.
"Kejadiannya (rumah ambruk) tadi pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Di dalam rumah itu ada satu orang perempuan bernama Mbak Nurul," ujar Ketua RT 01, RW 10, Kelurahan Kauman, Reny Tei Anggraini kepada wartawan di lokasi, Rabu (3/11/2021).
Sebelum rumah ambruk, kata Reny, terdengar bunyi retakan kayu. Maka ketika ada suara seperti bangunan roboh, dia sudah menyangka, rumah yang roboh itu rumah yang dihuni dua orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), bernama Nurul Komariah (48) dan Ahmad Taufan (55).
Baca juga: Longsor Jebol Tembok Rumah Warga Trenggalek |
"Waktu itu bunyi, saat saya membersihkan rumah itu bunyi kretek-kretek, langsung brak, makanya saya teriak-teriak. Sudah menyangka (yang roboh rumah itu) karena sudah dari awal sudah miring, nggak memungkinkan, nggak layak huni," terangnya.
Menurut Reny, selain dua ODGJ, rumah tersebut juga disekat dan dihuni satu kepala keluarga lain bernama Sofian Marsudi, di sisi timurnya. Karena kejadian ini, seluruh penghuni rumah dievakuasi. Rumah tak bisa ditempati kembali.
"Sudah dievakuasi semua alhamdulillah selamat. Tapi ini nggak boleh ditempati dulu," katanya.
Reny mengatakan, rumah yang ambruk ini milik Joni yang kini tinggal di Sukabumi, Jawa Barat. Kedua penghuni diminta menempati tanpa ditarik biaya.
"Rumahnya yang punya orang kaya, miliarder. Jadi rumah ini memang nggak diurus, tapi kan ada adiknya itu yang punya Pak Irfan di atas. Memang nggak mau tahu Mas itu juga nggak bayar, disuruh nempati saja," jelasnya.
Kepala UPT PMK Kota Malang Teguh Budi Wibowo menambahkan, saat proses evakuasi, penghuni rumah bernama Nurul yang mengalami gangguan kejiwaan tengah bersandar di dalam ruang kamar.
"Karena sulitnya medan, kami harus berhati-hati untuk mengevakuasi Ibu Nurul. Kalau kita melakukan kesalahan akan fatal bagi korban maupun petugas," kata Teguh terpisah.
Teguh menegaskan, rumah ambruk disebabkan oleh kondisinya yang telah mengalami kelapukan. "Mungkin karena sudah termakan usia. Ada 15 personel yang kita terjunkan untuk membantu proses evakuasi korban," pungkas Teguh.