Tak hanya Edi yang punya pengalaman berutang bayar obat. Ada Erna, warga Tulungagung yang juga punya pengalaman serupa. Saat itu anak Erna tiba-tiba kesakitan bagian telinga. Erna yang dalam perjalanan menuju Malang, terpaksa googling untuk mendapatkan penanganan dokter THT.
"Saya nemu nama dokter Erie. Saya langsung telp dan disuruh datang ke Oase klinik. Ternyata sakit telinga anak saya karena radang yang cukup serius. Dapat obat banyak dan mahal. Saya gak punya uang segitu. Alhamdulillah, dokternya bilang, uang seadanya saja buat mahar. Kurangnya saya bisa bayar kalau sudah ada uang," timpal PNS di RSUD Mardi Waluyo Blitar ini.
Bagi Erie, apa yang dilakukan hari ini adalah investasi menuju akherat. Sikap ini juga ditunjukkan di gedung kliniknya yang dua lantai. Lantai satu untuk praktek, lantai dua khusus untuk ruang pengajian.
"Saya sangat bersyukur, di usia 60 mendekati kematian. Saya ingin melakukan kegiatan yang barokah. Bisa investasi dunia dan akherat. Lantai satu ini untuk kepentingan dunia. Lantai dua, untuk kepentingan akherat. Siapapun bisa ikut mengaji di sini," jelas dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (Unisma) ini.
Soal membayar obat bisa utang, Erie juga menggratiskan anak yatim piatu yang datang berobat di kliniknya. Asal mereka jujur dan tidak memanfaatkan layanan gratis yang diberikannya.
"Kan kelihatan orang punya uang apa tidak. Mereka harus jujur, jangan malu. Malu itu sama Allah saja. Yang jelas, uang yang mereka punya harus saya terima, lalu saya kembalikan buat ongkos mereka pulang," ungkapnya.
(fat/fat)