Nasib 9 ABK Asal Jatim Terkatung-katung di Laut Amerika Serikat

Round-up

Nasib 9 ABK Asal Jatim Terkatung-katung di Laut Amerika Serikat

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 31 Okt 2021 08:11 WIB
Sembilan Anak Buah Kapal (ABK) MV Voyager terkatung-katung di Perairan Guam, sebelah barat Samudera Pasifik. Wilayah itu masuk Amerika Serikat.
MV Voyanger/Foto: Tangkapan Layar
Surabaya -

Sembilan ABK MV Voyager terkatung-katung di Perairan Guam, Amerika Serikat. Mereka asal Jatim dan ingin segera pulang ke Tanah Air.

Sembilan ABK ini bergabung dengan sebuah agensi bernama PT Laut Salito. Ali Akbar Cholid (27), warga Jalan Arjuno, Kelurahan Sisir, Kota Batu merupakan salah satu dari 9 ABK tersebut.

Istri Ali, Rani Septi Ridwan (27) mengatakan, tujuan 9 ABK tersebut membawa kapal kepada pembeli. Ali berangkat dari rumah pada 24 April 2021.

"Dua pekan kemudian membawa kapal dari Bali. Suami ikut agensi PT Laut Salito bersama ABK lain," kata Rani saat ditemui di rumahnya, Jumat (29/10/2021).

"Baru pertama gabung agensi itu. Pamitnya 1,5 bulan pulang. Kapal itu diantar kepada pembeli," imbuhnya.

Sembilan ABK itu hampir setiap hari berkomunikasi dengan keluarga melalui telepon seluler. Mereka tak berani turun ke daratan karena tak memegang visa.

"Dok kapalnya tidak ada, jadi gak bisa sandar. Turun juga gak berani, karena visa yang dijanjikan agensi belum diberikan," ungkap Luluk, ibu kandung Ali yang mendampingi Rani.

Menurut Luluk, agensi hanya bisa memberikan dukungan logistik untuk kebutuhan ABK selama terkatung-katung di atas kapal. Sementara gaji serta dokumen untuk kepulangan ABK belum juga diberikan.

"Kalau logistik, kata Ali diberi oleh agensi," terangnya.

Lihat juga Video: Dua ABK KM Liberty 1 Ditemukan, Satu di Antaranya Meninggal

[Gambas:Video 20detik]



Luluk bersama Rani berharap segera ada kejelasan untuk kepulangan seluruh ABK. Sebagai keluarga, mereka tidak ingin para ABK terkatung-katung di kapal. Ali di kapal bersama Agus Brigrianto (54) warga Kota Batu, Yusman Shobirin (54) warga Sidoarjo, Bambang Suparman (56) asal Kota Malang, Gunawan Soeharto (54) warga Kota Malang, M Khafid (26) asal Lumajang, Dicky Wahyu (50) warga Kota Malang, Fery Sujatmiko (50) warga Blitar, dan Fajar Nur (30) asal Singosari Kabupaten Malang.

"Semoga bisa ada kejelasan dan pulang ke Tanah Air," harapnya.

Menurut Ali, semua ABK menunggu kepastian dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Amerika Serikat dan International Transportation worker's Federation (ITF).

Sebelumnya, sembilan ABK telah menghubungi KJRI di Los Angeles untuk menyampaikan nasib mereka. "Kalau kondisi terkini masih menunggu info lanjut dari ITF maupun KJRI," ucap Ali kepada detikcom melalui aplikasi WhatsApp, Jumat (29/10/2021).

Ali kemudian menceritakan secara detail bagaimana kronologi sehingga mereka bisa sampai di Guam, Amerika Serikat. Kapal MV Voyanger berangkat dari Bali menuju Guam dengan tujuan pengiriman kapal untuk dijual. Sampai di tujuan, ternyata tidak ada pembeli. Sementara pemilik kapal berada di Kanada.

"Berhubung kapal tidak ada yang membeli, pihak owner tidak bisa membayar gaji, dan tidak bisa memulangkan kru. Sudah lima bulan lebih kru tidak digaji, dan semua kru ingin kembali pulang ke Indonesia," paparnya.

Ali menambahkan, karena ABK kapal seluruhnya warga negara Indonesia, maka mereka menghubungi KJRI yang berada di Los Angeles. "Itu sudah tiga bulan yang lalu, kita menghubungi KJRI. Tetapi dari jawaban pihak KJRI masih menunggu proses," imbuhnya.

Selain melapor kepada KJRI, ABK juga melaporkan kondisi mereka kepada ITF. Seperti halnya KJRI, ITF tengah mengusahakan kepulangan sembilan ABK.

Kabar terakhir yang diterima oleh sembilan ABK adalah, kapal MV Voyanger sedang menunggu proses diikat di tempat aman yaitu dock kapal. Nantinya di tempat tersebut, akan ada pihak yang mengawasi kapal. Baru kapal bisa ditinggalkan tanpa ABK.

"Karena Bulan Agustus sampai Desember biasanya ada musim taifun, dari sini masih belum dapat izin dari otoritas di sini kalau tiket sudah siap," ungkap Ali.

"Dan katanya agen, penerbangannya satu minggu sekali. Kalau biaya pemulangan kita sudah ada yang membiayai dari pihak ITF. Cuma terkendala masalah izin di sini pihak pelabuhan tidak bisa mengizinkan kalau kapal di tinggal tidak ada yang menunggu di kapal," sambungnya.

Istri Ali melahirkan anak laki-laki pada 6 September 2021. Anak pertama mereka diberi nama M Bintang.

"Ada perasaan sedih, Bintang sudah lahir, tapi saya tidak bisa menemani istri," ucap Ali.

Selama berada di atas kapal, komunikasi hanya bisa melalui telepon. Bahkan, saat Bintang lahir, Ali harus melantunkan azan melalui video call.

Halaman 2 dari 3
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.