"Dan katanya agen, penerbangannya satu minggu sekali. Kalau biaya pemulangan kita sudah ada yang membiayai dari pihak ITF. Cuma terkendala masalah izin di sini pihak pelabuhan tidak bisa mengizinkan kalau kapal di tinggal tidak ada yang menunggu di kapal," sambungnya.
Dengan kondisi itu, perhatian pemerintah tengah dibutuhkan oleh sembilan ABK MV Voyanger. Agar bisa memberikan garansi kepada otoritas pelabuhan hingga sembilan ABK dapat meninggalkan kapal.
"Oleh karena itu kita butuh bantuan support dari pemerintah untuk menekan pihak otoritas di sini agar bisa meninggalkan kapal," pungkasnya.
Selama lima bulan terkatung-katung di atas kapal, kebutuhan sembilan ABK disuplai pihak agensi di Guam.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini