Mendengar jawaban pria itu, petugas mencoba untuk memberikan penjelasan tentang pentingnya vaksin COVID-19. Petugas juga memaparkan status level PPKM Sampang yang sudah membaik, dikhawatirkan turun level ketika capaian vaksinasi tidak sesuai target.
Namun, pria tersebut tetap dengan pendiriannya menolak divaksin. Lalu, petugas menyuruhnya untuk melakukan rapid antigen.
Sebelum dilakukan rapid, petugas TNI akhirnya meminta KTP pria tersebut. Adu mulut antarkeduanya pun tak terhindarkan karena pria tersebut awalnya enggan menyerahkan KTPnya.
Hingga akhirnya, petugas menuduh pria tersebut sebagai anggota FPI. Namun, pria itu menegaskan jika dirinya hanya rakyat biasa.
"Bukan Pak, saya bukan FPI. Saya rakyat biasa," tambahnya.
Sementara saat dihubungi detikcom perihal kejadian ini, Danramil Kedungdung, Sampang Kapten Sofyan enggan berkomentar.
"Saya ndak berani (berkomentar), mungkin komandan saya yang lebih (berwenang memberi statement)," pungkasnya.
(hil/fat)